tag:blogger.com,1999:blog-348882252024-03-07T00:06:43.373-08:00SINGGASANA PENCARI ILMUArbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.comBlogger41125tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-53949111014548577472011-11-11T17:38:00.000-08:002011-11-11T17:40:17.534-08:00Kangen menulis..Wah.. sdh lama rasanya tdk menulis.. jd kangen!!! Memang sih beberapa minggu terakhir ini sibuk banget krn sedang beradaptasi menjalani hidup baru sebagai seorangmahasiswa S2 . Hari2 yg dulunya hanya dipenuhi dengan aktivitas sebagai dokter praktek, kini bertambah dgn jadwal kuliah.<br />Sdh sekitar dua bulan setiap jum’at dan sabtu menghabiskan waktu di kampus. Senin-rabu praktek di klinik daerah Bekasi, sabtu-minggu kuliah di kampus UI Depok. Alhamdulillah semua berjalan dgn lancar dan sekarang sedang dalam masa ujian tengah semester. Semoga hasil-hasil ujiannya memuaskan, he..he..<br />Selain dua aktivitas ini, sy pun sedang sibuk-sibuknya mengurus kegiatan organisasi. Maklum, posisi sebagai salah satu direktur bidang tentunya menguras tenaga dan waktu juga.<br />Mengenai kelanjutan tulisan-tulisan di blog ini? Semoga bisa kembali aktif menulis.. Aamiin..<br /><br />Jernihkan pikiran, luruskan hati, bekerja dengan cinta!!!<span class="fullpost"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com14tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-17222070528752460512011-03-30T23:53:00.001-07:002011-03-30T23:53:43.694-07:00Sebuah renungan..Aku berangkat ke Betawi untuk melanjutkan pelajaran. Begitu lulus aku akan jadi dokter Gubermen, menyembuhkan pegawai-pegawai yang sakit. Mereka harus bisa bekerja lagi menjalankan perintah Gubermen. Dan Gubermen pada gilirannya menjadi penjaga keselamatan sang modal. Cuma begitu saja jadinya aku di kemudian hari? Hanya jadi satu tenaga tanpa makna demi kepentingan sang modal?<br />(Anak semua bangsa, Pramoedya Ananta Toer)<span style="font-weight:bold;"></span><span class="fullpost"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-31489182043028734822011-03-30T23:52:00.000-07:002011-03-30T23:53:08.765-07:00Heart, Jantung atau Hati?<span style="font-weight:bold;"></span>Biarlah mereka berdebat tentang apa itu hati.. <br />Biarlah mereka kebingungan mencari dimana letaknya hati..<br />Atau biarlah mereka menunggu datangnya sebuah hati..<br />Aku sendiri? Sepertinya telah menjatuhkannya.. Ya.. Hati..<br /><span class="fullpost"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-60567877520694881202011-03-30T23:50:00.000-07:002011-03-30T23:52:40.108-07:00Beberapa Hari Terakhir...Asrama polisi<br />Makan telat<br />Kursus private<br />Detektif Conan<br />Burung kenari<br />Sms subuh<br />Tidur terganggu<br />Daerah rantauan<br />Positive thinking<br />Perang simbol<span style="font-weight:bold;"></span><span class="fullpost"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-36289454624551974402011-03-30T23:45:00.000-07:002011-03-30T23:50:07.660-07:00Pagi<span style="font-weight:bold;">Jika ada yg bertanya padaku tentang pagi, tak perlulah kujawab.. <br />Karena dia hadir dengan ribuan wajah yang menunggu interpretasi..<br />Sederas apapun hujannya, selalu ada mentari yang bersembunyi malu di baliknya..<br />Seterik apapun panasnya, selalu ada rajutan halus awan yg memayungi..<br />Bagaimanapun, embun pagi penanda hari baru, selalu datang membawa semangat baru..<br />(corat-coret belaka, saat mengingat seseorang dgn semangat luar biasa)</span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-77706812497271308672009-08-21T20:20:00.000-07:002009-08-21T20:22:51.124-07:00PertemuanAngin memeluk meremuk tulang<br />Tubuh lunglai terbalut kering<br />Tiada butiran kristal menghiasi geligi<br />Cairan berpendar terlebih lagi<br /><span class="fullpost"><span style="font-weight:bold;"></span><br />Sang waktu akhirnya menyerah<br />Mencoba mempermainkanku yang berserah<br />Logika tertunduk bertanya-tanya<br />Bertualang mencari jawabnya<br /><br />Ombak bergulung terbahak-bahak<br />Awan mendung malu bertampak<br />Mentari senja memberikan jawaban<br />Atas kebingungan Sang Pembingung<br /><br />Tentu saja jawabnya pasti<br />Ibarat pangeran bertemu Sang Puteri,<br />Tujuh kurcaci bertemu muka,<br />Dan Heracles tidur di pangkuan Hera<br /><br />Pertemuan demi pertemuan terhampar<br />Semoga bukan menjadi akhir<br />Hingga pelajaran yang terpetik<br />Mengantar masa depan lebih baik<br /><br />(Sebuah coretan pelarian dari rasa bosan yang menyerang dalam perjalanan panjang pulang ke rumah)<br /><br /><br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com31tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-56608131526521015112009-04-09T07:55:00.000-07:002009-08-21T20:18:27.765-07:00SEMANGAT PROFESIONALISME SEBAGAI SPIRIT BARU DALAM MEMBANGUN BANGSA<a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/04/inspirasiku.html">Siang</a> itu matahari begitu teriknya, membuat keringat membasahi dahiku. Saat itu aku dan seorang kawan sedang berdiri menatap papan kantor lurah yang tulisannya pun sudah tidak jelas lagi. Terdengar bunyi mesin ketik yang seperti berkejar-kejaran menandakan kesibukan di dalam sana. Kedatanganku hari itu adalah untuk menemui pak lurah, membicarakan kegiatan bakti sosial yang aku dan kawan-kawanku rencanakan di daerah sana. Daerah tersebut memang merupakan daerah binaan organisasiku, yang merupakan organisasi mahasiswa di bidang kesehatan. Daerah tersebut kami pilih karena selain kumuh, akses pelayanan kesehatannya juga masih kurang.<br /><span class="fullpost"><br />Saat masuk ruang penerimaan tamu, kuperhatikan kondisinya yang berantakan, penuh dengan kotak yang akan digunakan untuk pemilu nantinya. Melihat sekeliling, aku menemukan salah seorang pegawai yang kukenali. Saat aku menanyakan apakah pak lurah ada atau tidak, seorang wanita tiba-tiba menjawab bahwa beliau tidak ada. Ia lalu menanyakan maksud kedatanganku. Saat kuperhatikan, ternyata sumber suara tersebut adalah ibu lurah yang sudah pernah kulihat sebelumnya. Begitu kujelaskan maksud kedatanganku, ia lalu menyuruhku datang lain waktu saja. Ia menjelaskan bahwa saat ini semua sedang sibuk untuk mengurus Pemilu Legislatif yang sebentar lagi akan dilaksanakan, lagipula kegiatan yang akan kulaksanakan nantinya tidak menghasilkan uang. Jujur saja pernyataannya tersebut membuatku menjadi kurang nyaman, padahal kami datang untuk menawarkan bantuan tanpa pamrih sedikit pun.<br />Aku menjadi teringat saat minggu lalu mengadakan pendataan di daerah sana. Saat itu, aku menyempatkan diri untuk bergabung dengan beberapa orang yang sedang duduk berbincang-bincang. Pembicaraan kami diwarnai dengan masalah pemilu yang nantinya akan dilaksanakan. Mulai dari tentang caleg-caleg yang ada, sampai masalah pemilihan presiden nantinya. Mereka pun menceritakan bagaimana mereka berpartisipasi saat masa kampanye, dimana sangat tergantung dengan seberapa besar uang bensin yang mereka terima. Beginilah potret masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun apakah ini salah mereka?<br />Sebuah negara selain terdiri dari penduduk, juga memiliki sistem yang mengatur kehidupan warganya. Tubuh manusia pun seperti itu, dimana tersusun dari sel-sel dan sistem yang mengaturnya. Saat sel-sel yang ada tersebut tidak berada dalam kondisi seharusnya, maka tubuh ini pun akan sakit. Misalnya pada penderita diabetes dimana terjadi gangguan sel sehingga tidak dapat menyerap gula yang terdapat di dalam darah, sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Seringkali kita akan menyalahkan kondisi sel-sel tersebut tanpa melihat bahwa kondisi ini diperparah oleh pola hidup si penderita. Gaya hidup yang tidak sehat, menjadikan tubuh penderita semakin sakit.<br />Belajar dari tubuh kita sendiri, ternyata pola hidup yang ada sangat berperan dalam kesehatan tubuh. Begitupula dengan bangsa kita tercinta ini. Masyarakat yang berlaku tidak sesuai dengan gambaran ideal, tidak haruslah lansung disalahkan. Sangat perlu dilihat bagaimana dengan sistem yang berlaku. Misalnya saja sistem demokrasi yang berlaku di negara kita, apakah memang sudah mencerdaskan masyarakat. Demokrasi hanya dipahami sebatas partisipasi dalam pemilu, bukan bagaimana perjuangan atas kedaulatan rakyat. Tidak ada pendidikan politik yang berjalan, sehingga yang ada hanyalah pemahaman masyarakat yang bersifat superficial. Proses pemilu yang ada bukan lagi menjadi alat penegakan demokrasi, tetapi telah menjadi sebuah tujuan yang oleh banyak orang malah dijadikan sebagai alat pemenuhan obsesi pribadi.<br />Kondisi bangsa yang carut marut ini memerlukan solusi yang bisa membawa kearah yang lebih baik. Perlu ada spirit baru yang mengawal pembangunan nasional yang ingin dicapai. Politik tidaklah bisa menjadi satu-satunya jalan menuju ke Indonesia yang lebih baik. Selama guru, petani, nelayan, dokter, dan yang lainnya lebih asyik membicarakan masalah politik dibandingkan meningkatkan produktivitas mereka, maka negara kita ini akan terus terpuruk. Semangat profesinalisme harus menjadi spirit baru pembangunan bangsa ini. Negara-negara maju telah mempraktekkan ini dari jauh hari. Etos kerja yang katanya menjadi ciri masyarakat Indonesia, ternyata tidak sesuai dengan realitas yang ada. Namun, hal ini tidak boleh dipahami dengan sempit bahwa orang-orang di luar politikus harus menjadi apati dengan masalah politik karena akan tetap dibutuhkan orang-orang yang ahli di tiap bidang dalam menggagas kebijakan seputar bidangnya tersebut. Kupikir, sekaranglah waktunya kita hapus air mata ibu pertiwi yang sebentar lagi kering karena telah lama menangis…<br /></span><span style="font-weight: bold;"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-68315737142989872372009-04-03T12:41:00.000-07:002009-08-21T20:19:57.622-07:00INSPIRASIKU…Berbicara tentang <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/03/dakrisistitis.html">inspirasi</a>, maka kita berbicara tentang sesuatu yang darinya dapat kita petik pelajaran untuk melakukan sesuatu dalam hidup ini. Setiap orang tentulah pernah mendapatkan inspirasi selama dia hidup entah dari mana. Ada yang terinspirasi dari orang lain, dari suatu kejadian, ataupun bahkan dari pengalamannya sendiri. <br /><span class="fullpost"><br />Namun kalau ditanya tentang sosok paling inspiratif, jawabannya jelas, seorang pemuda dari Arab yang hidup ratusan tahun lalu, Muhammad SAW. Kehadirannya disambut dengan penuh suka cita. Bunga-bunga merekah, bebatuan luluh, dan hewan menari kegirangan, sedang Tuhan dan malaikat mengucap salam atas kehadiran insan mulia tersebut. <br />Untuk sekarang ini, masihkah kita akan menemukan prilaku terpuji seperti yang beliau tunjukkan? Saya pribadi menjawab iya, walaupun tentunya tidak sesempurna yang beliau pernah lakukan. Di sekeliling kita masih banyak orang yang selalu berbuat kebajikan walaupun sifatnya mungkin tidak konsisten, kadang-kadang baik, kadang-kadang tidak. <br />Minggu lalu, saat sedang melewati sebuah jalan, saya memperhatikan tingkah laku seorang wanita berjilbab yang mengendarai motor dan tiba-tiba berhenti. Ia lalu menuju ke tengah jalan dan mengambil seekor anak kucing yang ternyata dari tadi ada di sana. Dia mencoba untuk menyelamatkan kucing yang mungkin saja akan tertabrak jika dia tidak mengambilnya. Melihat kejadian tersebut, saya teringat kejadian waktu saya masih kecil dulu. Saat itu, saya baru saja pulang dari mengaji di masjid yang berjarak beberapa ratus meter dari rumah. Di tengah jalan, saya melihat seekor anak ayam yg terjebak di selokan. Tanpa banyak berpikir, saya turun ke selokan tersebut untuk mengambil anak ayam tersebut. Alasannya simpel, saya tidak mau anak ayam itu mati. Sebuah tindakan dengan niat tulus yang mungkin saja sekarang belum tentu saya lakukan. <br />Kita perlu belajar dari anak-anak mengenai ketulusan. Mereka tidak perlu banyak alasan untuk menolong. Tidak pernah memikirkan apa yang akan dia dapatkan jika menolong orang lain. Sebuah ketulusan yang datang dari kepolosan. Banyak contoh yang kita bisa dapatkan, termasuk untuk masalah perasaan. Kadangkala kita menertawakan anak-anak yang menyukai temannya padahal mereka belum mengerti apa-apa. Lebih kita kenal dengan sebutan “cinta monyet”. Namun apakah itu salah? Malah cinta sejatinya memang seperti itu, sebuah perasaan tulus kepada orang lain tanpa memikirkan apakah dia memiliki perasaan yang sama atau tidak. Rasa suka yang muncul tanpa melihat latar belakangnya, apa pekerjaannya, cantik tampannya dia, dan banyak alasan lain yang kadangkala menjadi syarat orang dewasa menyukai orang lain. Ternyata anak-anak kadangkala lebih dewasa dari orang-orang yang menyebut diri mereka dewasa.<br />Beberapa hari yang lalu saat datang ke rumah sakit jiwa RS Dadi untuk urusan koass, perhatianku dicuri oleh sebuah kejadian mengharukan. Saat itu pagi hari dan matahari bersinar begitu teriknya. Seorang ibu dengan berjalan kaki datang membawa kantongan yang berisi makanan dan minuman. Ternyata ia datang menjenguk anaknya yang dirawat di rumah sakit tersebut. Anaknya yang daritadi berkeliaran tanpa tujuan lalu menuju ke ibunya begitu ia dipanggil. Ibunya lalu mengajaknya bersembunyi di belakang sebuah mobil yang diparkir agar tidak dilihat oleh pasien lain begitu ia memberikan makanan kepada anaknya. Seperti itulah di rumah sakit jiwa, pasien-pasien akan berkerumun jika melihat ada makanan yang dibagi. Saat anaknya makan, ibu tersebut tersenyum bahagia melihat anaknya yang makan dengan lahap, padahal keringat membasahi wajahnya yang terlihat kecapaian akibat berjalan di bawah terik matahari. Melihat pandangannya, tampak tatapan seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya walaupun anaknya tersebut tidak seperti orang kebanyakan. Mataku pastilah berkaca-kaca melihat pemandangan yang mengharukan tersebut. Dari kejadian ini, saya belajar bagaimana tentang kecintaan orang tua kepada anaknya. Mereka tidak peduli meski harus berkorban demi kebahagiaan anak mereka.<br />Sekeliling kita tentunya masih ada orang-orang dengan kebaikan yang bisa menjadi inspirasi kita. Hanya saja bagaimana kita membuka mata hati kita untuk melihat dengan jelas setiap makna dari apa yang terjadi. Mengenai siapa yang menginspirasi dibuatnya tulisan ini, tidaklah perlu kusebutkan namanya di sini.. Terima kasih! =) <br /><br /><br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-3683233686867900172009-03-25T22:09:00.000-07:002009-04-28T04:34:35.845-07:00DAKRIOSISTITISPendahuluan<br />Sistem eksresi <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/03/fokus-terpencar-memang-ada.html">lakrimal</a> cenderung untuk terkena infeksi dan inflamasi oleh berbagai sebab. Pada membran mukosa dari traktus ini normalnya ditemukan kolonisasi dari bakteri. Fungsi utama dari sistem eksresi lakrimal adalah mengalirkan air mata dari mata ke hidung. Stagnasi dari air mata karena tertutupnya drainase lakrimal dapat dikarenakan oleh Dakriosistitis. 1, 2<br />Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis). Dakriosistitis terbagi atas akut dan kronik. Dakriosistitis ditandai oleh nyeri dan kemerahan pada regio chantus medial. Adanya efipora menjadi karakteristik dari adanya infeksi atau inflamasi kronik pada saccus lacrimalis.1,3,4<br />Bentuk spesial dari inflamasi pada saccus lacrimalis adalah Dakriosistitis Kongenital, dimana patofisiologinya terkait erat dengan embryogenesis sistem eksresi lakrimal.3 <br /><span class="fullpost"><span style="font-weight:bold;"></span><br />Epidemiologi<br />Pasien dengan hidung yang datar dan wajah sempit memiliki resiko lebih tinggi terkena Dakriosistitis karena sempitnya tulang kanal nasolakrimalis. Orang berkulit hitam lebih jarang terkena dakriosistitis dikarenakan ostium nasolakrimalisnya besar, selain itu lebih pendek dan lurus dibandingkan orang berkulit putih. Pada orang dewasa, perempuan lebih sering terkena dakriosistitis. Penelitian menunjukkan 70-83% kasus dakriosistitis terjadi pada perempuan. Frekuensi terjadinya dakriosistitis kongenital pada kedua jenis kelamin adalah sama. Umumnya dakriosistitis mengenai umur lebih dari 40 tahun, dan tertinggi pada usia 60-70 tahun.3<br />Etiologi<br />Pada Dakriosistitis Kongenital, kanalisasi yang tidak lengkap dari duktus nasolakrimalis memiliki peran yang penting dari pathogenesis yang terjadi. Infeksi neonatal merupakan faktor penting lainnya dari perkembangan Dakriosistitis Kongenital. 3,5<br />Bakteri aerob dan non aerob bisa didapatkan pada kultur dari anak-anak dan orang dewasa dengan Dakriosistitis. Organisme yang umumnya didapatkan pada anak-anak dengan Dakriosistitis adalah Staphylococcus Aureus, Haemophilus Influenzae, Beta Hemolitik Streptokokkus, dan pneumokokkus.3,5<br />Obstruksi dari bagian bawah duktus nasolakrimalis seringkali ditemukan pada orang dewasa yang terkena Dakriosistitis. Karena hubungan yang erat antara duktus nasolakrimalis dengan hidung dan sinus paranasal, struktus ini seringkali berhubungan dengan etiologi terjadinya Dakriosistitis. Beberapa penyakit hidung yang bisa menyebabkan terjadinya Dakrisistitis antara lain Sinusitis (maksilaris, ethmoidalis), Rinitis Vasomotor, Rinitis Hipertrofi, Rinitis Ozaena, trauma hidung, tumor cavum nasi, dan masih banyak lainnya. 1,3<br />Anatomi<br />Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata. Sistem eksresi mulai pada punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.6,7<br />Sistem lakrimal terdiri atas dua bagian, yaitu:6<br />Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di temporo antero superior rongga orbita.<br />Sistem eksresi, yang terdiri atas punctum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.<br />Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam sakus lakrimal melalui punctum lakrimal. Bila punctum lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.6 <br />Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal, maka sebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat penyumbatan yang disertai Dakriosistitis, maka cairan berlendir kental akan keluar melalui punctum lakrimal.6<br /><br />Gambaran Klinis<br />Infeksi menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata yang tampak merah dan membengkak. Mata menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah. <br />Jika kantong air mata ditekan secara perlahan, akan keluar nanah dari lubang di sudut mata sebelah dalam (dekat hidung). Penderita juga mengalami demam. Jika infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama maka sebagian besar gejala mungkin menghilang hanya pembengkakan ringan yang menetap. Kadang infeksi menyebabkan tertahannya air mata di dalam kantong air mata sehingga terbentuk kantong yang berisi cairan (mukokel di bawah kulit. Infeksi berulang bisa menyebabkan penebalan dan kemerahan diatas kantong air mata. <br />Bisa terbentuk kantong nanah (abses) yang kemudian pecah dan mengeluarkan nanahnya.1,3,4 <br /><br />Diagnosis<br />Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada Dakriosistitis Akut, Radiografi menggunakan kontras atau digital substraction<br />Dacryocystography dapat menggambarkan letak obstruksi untuk perencanaan operasi. Pemeriksaan ini diusahakan tidak dilakukan pada fase akut karena resiko penyebaran patogennya.1,4,8 <br />Karakteristik dari Dakriosistitis Kronik adalah adanya peningkatan lakrimasi. Tanda peradangan tidak selalu muncul. Penekanan pada saccus lakrimalis yang mengalami inflamasi akan menyebabkan regurgitasi pus yang mukus dan transparan pada punctum.8 <br />Pada Dakriosistitis Neonatus, terjadinya sesaat setelah lahir (seringnya dua sampai empat minggu), dimana pus disekresikan dari punctum, berlanjut ke subkutaneus dan berkumpul di fisura palpebra. Konjungtiva tidak selalu terlibat.8 <br /><br />Diagnosis Banding<br />Diagnosis banding Dakriosistitis adalah Selulitis orbita dan Hordeolum.6,8<br />a.Selulitis Orbita<br />Selulitis orbita merupakan peradangan supuratif jaringan ikat jarang intraorbita di belakang septum orbita.<br />Selulitis orbita sering disebabkan sinusitis terutama sinus etmoid yang merupakan penyebab utama eksoftalmus pada bayi, merupakan penyulit skleritis, juga trauma kotor yang masuk ke dalam rongga orbita, sepsis plemia dan erisepelas.<br />Kuman penyebab biasanya adalah pnemokok, streptokok, atau stafilokok dan berjalan akut. Bila terjadi akibat lues, jamur dan sarkoidosis maka perjalanan penyakit dapat kronis. Masuknya kuman ini ke dalam rongga mata dapat langsung melalui sinus paranasal, penyebaran melalui pembuluh darah atau bakterimia atau bersama dengan trauma yang kotor. Selulitis orbita pada bayi sering disebabkan oleh sinusitis etmoidal yang merupakan penyebab eksoftalmus monocular pada bayi. Selulitis orbita terutama mengenai anak antara 2-10 tahun.<br />Selulitis orbita akan memberikan gejala demam, mata merah, kelopak sangat edema dan kemotik, mata proptosis, atau eksoftalmus diplopia, sakit terutama bila digerakkan, dan tajam penglihatan menurun bila terjadi penyukit neuritis retrobulbar. Pada retina terlihat tanda stasis pembuluh vena dengan edema papil. Pada anak-anak sebaiknya dibuat diagnosis banding dengan rabdo-miosarkoma, psedutumor, dan periostitis orbita. <br /><br />Pengobatan adalah dengan segera memberikan antibiotik sistemik dosis tinggi, istirahat atau dirawat, bila terlihat daerah fluktuasi abses maka dilakukan insisi, selain pengobatan penyebabnya seperti kelainan sinus dan lainnya.<br />b.Hordeolum<br />Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. Hordeolum yang biasanya merupakan infeksi staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak biasanya sembuh sendiri dan dapat diberi hanya kompres hangat.<br />Dikenal bentuk hordeolum internum dan eksternum. Horedeolum eksternum merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll. Hordeolum internum merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.<br />Horedeolum merupakan suatu abses di dalam kelenjar tersebut. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan.<br />Hordeolum eksternum atau radang kelenjar Zeis atau Moll akan menunjukkan penonjolan terutama ke daerah kulit kelopak. Pada hordeolum eksternum nanah dapat keluar dari pangkal rambut.<br />Hordeolum internum atau radang kelenjar Meibom memberikan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar disbanding Hordeolum eksternum.<br />Adanya pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak sehingga sukar diangkat. Pada pasien dengan hordeolum kelenjar preaurikuler biasanya turut membesar. Sering hordeolum ini membentuk abses dan pecah dengan sendirinya. Untuk mempercepat peradangan kelenjar dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar.<br />Pengangkat bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberi antibiotic local terutama bila berbakat untuk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar preurikel.<br />Antibiotik sistemik yang yang diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin. Bila terdapat infeksi stafilokokus di bagian tubuh lain maka sebaiknya diobati juga bersama-sama. <br />Pada nanah dari kantung nanah yang tidak dapat keluar dilakukan insisi. Pada hordeolum internum dan hordeolum eksternum kadang-kadang perlu dilakukan insisi pada daerah abses dengan fluktuasi terbesar. <br />Penyulit hordeolum dapat dapat berupa seslulitis palpebra yang merupakan radang jarang palpebra di sepan di depan septum orbita dan abses palpebra.<br />Penatalaksanaan<br />Dakriosistitis akut biasanya berespons terhadap antibiotika sistemik yang memadai, dan bentuk menahun sering dapat dipertahankan agar laten dengan tetesan antibiotika. Kompres dengan menggunakan desinfektan juga berpengaruh positif terhadap gangguan klinis. Meskipun begitu, menghilangkan obstruksi adalah penyembuhan satu-satunya.8,9,10<br />Pada orang dewasa, adanya mukokel adalah pertanda bahwa tempat obstruksi adalah di duktus nasolakrimalis dan bahwa diindikasikan tindakan Dakriosistorinostomi. Terbukanya sistem kanalikuli dipastikan jika mukus atau pus keluar melalui punctum saat sakus ditekan. Pemeriksaan hidung penting untuk menjamin cukupnya ruang drenase antara septum dan dinding lateral hidung. Dakriosistorinostomi meliputi pembentukan anastomosis permanen antara sakkus lakrimalis dan hidung. Mula-mula diadakan insisi di atas krista lakrimalis anterior. Dinding lateral hidung dari tulang dilubangi, dan mukosa hidung dijahit pada mukosa sakus lakrimalis. Pendekatan endoskopik melalui hidung memakai laser untuk membentuk lubang antara sakus lakrimalis dan rongga hidung adalah alternatif lain. 9<br />Berair mata berlebihan (epifora) kadang-kadang disebabkan stenosis kanalikuli atau obstuksi pada batas kanalikulis komunis dan sakus lakrimalis. Pada kasus manapun, kompresi pada sakus tidak berakibat keluarnya cairan, mukus, atau pus melalui puncta, dan tidak ada mukokel. Intubasi dan irigasi dari sistem kanalikuli dengan kanula lakrimal dan studi sinar X dengan media kontras (dakriosistografi) dapat menetapkan tempat obstruksi. Obstruksi kanalikuli biasa dapat diobati dengan intubasi saluran-saluran itu dengan sten silicon untuk 3-6 bulan. Tetapi parut obstruksi tebal akan mengharuskan dilakukannya dakriosistorinostomi dan kanalikuloplasti dengan intubasi silicon dari sistem kanalikuli.9<br />Pada Dakriosistitis Infantil, tempat stenosis biasanya pada valvula Hasner. Tiadanya kanalisasi adalah kejadian umum (4-7% dari neonatus), namun biasanya duktus itu membuka secara spontan dalam bulan pertama. Sakus lakrimalis yang ditekan kuat kadang-kadang dapat merobek membrane sehingga terbuka. Jika stenosis menetap lebih dari 6 bulan, atau jika timbul dakriosistitis, maka diindikasikan pelebaran duktus dengan probe. Satu kali tinadkan efektif pada 75% kasus. Sisanya hamper selalu dapat disembuhkan pada tindakan ulangan, dengan merusak concha inferior ke dalam, atau dengan bidai lakrimal silicon temporer. Tindakan pelebaran jangan dilakukan bila ada infeksi akut. Tindakan ini kurang berhasil pada orang dewasa.9<br />Komplikasi<br />Penyulit dakriosistitis dapat berbentuk pecahnya pus yang mengakibatkan fistel sakus lakrimal, abses kelopak, ulkus, dan seslulitis orbita.6<br />Kesimpulan<br />Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis). Dakriosistitis terbagi atas akut dan kronik. Bentuk spesial dari inflamasi pada saccus lacrimalis adalah Dakriosistitis Kongenital, dimana patofisiologinya terkait erat dengan embryogenesis sistem eksresi lakrimal. Pada orang dewasa, perempuan lebih sering terkena dakriosistitis. Umumnya dakriosistitis mengenai umur lebih dari 40 tahun, dan tertinggi pada usia 60-70 tahun. <br />Pada Dakriosistitis Kongenital, kanalisasi yang tidak lengkap dari duktus nasolakrimalis memiliki peran yang penting dari pathogenesis yang terjadi. Obstruksi dari bagian bawah duktus nasolakrimalis seringkali ditemukan pada orang dewasa yang terkena Dakriosistitis. Bakteri aerob dan non aerob bisa didapatkan pada kultur dari anak-anak dan orang dewasa dengan Dakriosistitis.<br />Infeksi menyebabkan nyeri di daerah sekitar kantong air mata yang tampak merah dan membengkak. Mata menjadi merah dan berair serta mengeluarkan nanah. <br />Penderita juga mengalami demam. Jika infeksi yang ringan atau berulang berlangsung lama maka sebagian besar gejala mungkin menghilang hanya pembengkakan ringan yang menetap.<br />Dakriosistitis akut biasanya berespons terhadap antibiotika sistemik yang memadai, dan bentuk menahun sering dapat dipertahankan agar laten dengan tetesan antibiotika. Kompres dengan menggunakan desinfektan juga berpengaruh positif terhadap gangguan klinis. Meskipun begitu, menghilangkan obstruksi adalah penyembuhan satu-satunya.<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br />1.Dakriosistitis. [online]. 2009. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL: http://www.medicastore.com<br />2.Dacryocystitis. [online]. 2008. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL: http://www.stlukeseye.com<br />3.Gilliland, GD. Dacryocystitis. [online]. 2007. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL: http://www.emedicine.com<br />4.Dacryocystitis. [online]. 2006. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL: http://www.hmc.psu<br />5.Dacryocystitis. [online]. 2009. [cited 2008 March 01 ]. Available from: URL: http://www.revoptom.com<br />6.Ilyas Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2008. P.2, P. 89-104, P.105-6<br />7.Putz R.; Pabst, R. Atlas anatomi SOBOTTA. Edisi 21. Jakarta: EGC; 2000. P. 361<br />8.Wagner P.; Lang G.K. Lacrimal System. In: Lang G.K. ed. Ophtalmology. New York. Thieme Stuttgart: 2000. P. 56-60<br />9.Vaughan D.G; Asbury T.; Eva P.R. eds. Oftalmologi Umum. Jakarta: Widya Medika; 1996. P. 92-3<br />10.James B.; Chew, C. Bron, A. eds. Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Erlangga; 2006. P. 60<br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-60563095082806688862009-03-16T11:26:00.000-07:002009-04-28T04:35:13.803-07:00FOKUS TERPENCAR... MEMANG ADA???"Btw, qt ini fokusnya dimana?" sebuah<a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/02/gizi-buruk-kemiskinan-dan-ancaman.html"> sms</a> terkirim di hpku, sms kesekian setelah sms-an slama beberapa jam... Pertanyaan yg simpel, namun ternyata membuatku sedikit merenung.. Sy yakin tdk smua orang kemudian bisa menjawab pertanyaan seperti ini ini dengan gampangnya.. Ya, krn kadangkala kt lupa utk fokus terhadap sesuatu...<br />Apa penyebabnya? Krn ketidakjelasan target yg ingin kt capai dalam hidup... Hal ini membuat kt mencoba utk melakukan semua yg kt inginkan tanpa arah yg jelas, tanpa tahu seberapa jauh efek hal yg kt geluti tersebut dgn cita2 kt dlm hidup ini... Padahal, ketika kt mencoba utk sedikit merenung, ternyata hidup ini terlalu singkat utk dijalani begitu saja tanpa adanya kejelasan arah..<br /><span class="fullpost"><br />Akan tetapi, tdk semua orang sependapat dengan hal ini... Sampai2 muncul istilah fokus terpencar, sebutan buat perhatian yg terbagi2... Namun, apakah memang seperti itu? Bisakah kt tetap fokus pada beberapa hal yg mungkin saja malah tdk berhubungan? bagus klo tdk saling menegasikan...<br />Saatnya kita utk belajar fokus, sebagai bentuk konsistensi kt dalam menjalani hidup ini... Mengingat kembali akan kemana kt pada akhirnya, dan apa yg perlu kt siapkan saat hal tersebut terjadi... Smoga dengan fokusnya kt, targetan2 dlm hidup ini bisa tercapai..<br />Jernihkan pikiran, luruskan hati, bekerja dengan cinta!<br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-43821430236768913962009-02-10T18:02:00.000-08:002009-04-28T04:35:44.763-07:00GIZI BURUK, KEMISKINAN, DAN ANCAMAN DISINTEGRASI BANGSA<a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/02/hipertensi.html">Gizi buruk</a> (severe malnutrition) adalah suatu istilah teknis yang umumnya dipakai oleh kalangan gizi, kesehatan dan kedokteran. Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya kekurangan gizi menahun. Diagnosis kurang gizi selain ditegakkan melalui pemeriksaan antropometri ( penghitungan berat badan menurut umur /panjang badan) dapat melalui temuan klinis dijumpainya keadaan klinis gizi buruk yang dapat dibagi menjadi kondisi marasmus, kwasiorkor dan bentuk campuran (marasmik kwasiorkor). Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara garis besar penyebab anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan makanan yang kurang atau anak sering sakit / terkena infeksi. Pencegahan terjadinya kasus-kasus gizi buruk tentulah lebih baik dibandingkan hanya mengobati pasien-pasien yang telah menderita gizi buruk. Posyandu dan puskesmas sebagai ujung tombak dalam melakukan skrining / deteksi dini dan pelayanan pertama menjadi vital dalam pencegahan kasus gizi buruk saat ini.<br /> Berbicara tentang kemiskinan, umumnya orang berbicara tentang kemiskinan material. Dengan pengertian ini, maka seseorang masuk dalam kategori miskin apabila tidak mampu memenuhi standar minimum kebutuhan pokok untuk dapat hidup secara layak. Ini yang sering disebut dengan kemiskinan konsumsi. Memang definisi ini sangat bermanfaat untuk mempermudah membuat indikator orang miskin, tetapi defenisi ini sangat kurang memadai karena; (1) tidak cukup untuk memahami realitas kemiskinan; (2) dapat menjerumuskan ke kesimpulan yang salah bahwa menanggulangi kemiskinan cukup hanya dengan menyediakan bahan makanan yang memadai; (3) tidak bermanfaat bagi pengambil keputusan ketika harus merumuskan kebijakan lintas sektor, bahkan bisa kontraproduktif.<br /><span class="fullpost"><br /> Salah satu definisi yg melihat kemiskinan secara holistik menggambarkan kemiskinan sebagai suatu kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat desa antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakukan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Untuk mewujudkan hak-hak dasar masyarakat miskin ini, digunakan beberapa pendekatan utama antara lain; pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach), pendekatan pendapatan (income approach), pendekatan kemampuan dasar (human capability approach) dan pendekatan objective and subjective. <br />Pendekatan kebutuhan dasar, melihat kemiskinan sebagai suatu ketidakmampuan (lack of capabilities) seseorang, keluarga dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minimum, antara lain pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitasi. Menurut pendekatan pendapatan, kemiskinan disebabkan oleh rendahnya penguasaan asset, dan alat-alat produktif seperti tanah dan lahan pertanian atau perkebunan, sehingga secara langsung mempengaruhi pendapatan seseorang dalam masyarakat. Pendekatan ini, menentukan secara rigid standar pendapatan seseorang di dalam masyarakat untuk membedakan kelas sosialnya. Pendekatan kemampuan dasar menilai kemiskinan sebagai keterbatasan kemampuan dasar seperti kemampuan membaca dan menulis untuk menjalankan fungsi minimal dalam masyarakat. Keterbatasan kemampuan ini menyebabkan tertutupnya kemungkinan bagi orang miskin terlibat dalam pengambilan keputusan. Pendekatan obyektif atau sering juga disebut sebagai pendekatan kesejahteraan (the welfare approach) menekankan pada penilaian normatif dan syarat yang harus dipenuhi agar keluar dari kemiskinan. Pendekatan subyektif menilai kemiskinan berdasarkan pendapat atau pandangan orang miskin sendiri (Joseph F. Stepanek, (ed), 1985).<br />Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.<br />Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha dari fihak lain yang membantunya. <br />Gizi buruk dan kemiskinan merupakan dua hal yang sangat berkaitan. Kemiskinan sangat berpengaruh terhadap kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Untuk orang-orang yang sangat miskin, jangankan berpikir untuk membeli bahan makanan yang memenuhi kebutuhan gizi mereka, membeli makanan untuk melanjutkan hidup saja susah. Selain itu, kekurangan gizi yang menimpa dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, bahkan sampai pada kematian jika kekurangan gizi ini terus berlanjut. Pada akhirnya kalaupun ternyata anak yang menderita gizi buruk ini bisa selamat, efek-efek negatif dari kekurangan gizi tadi dapat menetap. Tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan seseorang jelas berpengaruh pada produktivitasnya, utamanya dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Apalagi untuk penanganan gizi buruk dibutuhkan tidak sedikit dana. Ini membuat gizi buruk pun ternyata dapat menyebabkan jatuhnya sebuah keluarga dalam kemiskinan. <br /> Menurut Aristoteles, persoalan asas kesejahteraan yang terlalu diumbar, merupakan salah satu sebab ancaman disintegrasi bangsa, di samping instabilitas yang diakibatkan oleh para pelaku politik yang tidak lagi bersikap netral. Kesejahteraan yang tidak merata dapat menimbulkan kecemburuan yang wajar dikarenakan proses ketidakadilan yang terjadi. Untuk Indonesia pun seperti itu, antara daerah pusat dan perifer tidak boleh ada perbedaan karena Negara Indonesia adalah sebuah Negara kesatuan yang berarti dari Sabang sampai Merauke merupakan anak dari ibu pertiwi yang mesti mendapatkan perhatian yang sama. <br /> Kasus lepasnya timor timur merupakan suatu pukulan yang telak terhadap bangsa ini. Kejadian ini bisa saja terulang apabila pemerintah tidak serius menanggapi ancaman disintegrasi bangsa yang terjadi di berbagai daerah. Kasus gizi buruk yang terdapat di NTT misalnya merupakan salah satu hal yang dapat memicu hal tersebut. Apalagi kasus-kasus ini banyak terjadi di kabupaten Timor Tengah utara yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Pada tahun 2007, ditemukan sekitar 1.466 kasus gizi buruk yang melanda anak-anak balita di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT). <br /> Kasus-kasus gizi buruk juga terjadi di Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Ironisnya karena provinsi ini sedang menggalakkkan program kesehatan gratisnya. Program yang “hebat” ini ternyata belum sepenuhnya dapat menciptakan kesehatan yang optimal bagi masyarakatnya. Pemerintah mesti menyadari bahwa ketika ini terus berlanjut, tingkat kepercayaan masyarakat pada pemerintah tentu akan terus berkurang., dan inipun tentu adalah sebuah ancaman bagi ketentraman daerah Sulsel. <br />Salah penyebab kurang optimalnya program kesehatan ini karena program ini belum sepenuhnya menggunakan paradigma sehat dalam metodenya. Paradigma Sehat yang menitikberatkan pada preventif (pencegahan) bukan pada kuratif (pengobatan) seharusnya mendasari pengambilan-pengambilan kebijakan kesehatan demi menurunkan angka kesakitan di daerah ini, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan.<br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-80550398350569705122009-02-10T17:54:00.000-08:002009-04-28T04:40:15.678-07:00Hipertensi1. DEFENISI<br /><a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/02/tuberkulosis-paru.html">Hipertensi</a> adalah tekanan darah sistolik yang sama atau melebihi 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik yang sama atau melebihi 90 mmHg pada seseorang yang tidak sedang menggunakan obat anti hipertensi.1,2<br />2. EPIDEMIOLOGI<br />Di Indonesia, belum ada data nasional lengkap untuk prevalensi hipertensi. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1972, 1986, dan 1992 menunjukkan peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok sebagai penyebab kematian dan sejak tahun 1993 diduga sebagai penyebab kematian nomor satu. Penyakit tersebut timbul karena berbagai faktor risiko seperti kebiasaan merokok, hipertensi, disiplidemia, diabetes melitus, obesitas, usia lanjut dan riwayat keluarga. Dari faktor risiko diatas yang sangat erat kaitannya dengan gizi adalah hipertensi, obesitas, displidemia, dan diabetes mellitus.17 Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, prevalensi hipertensi di Indonesia adalah 8.3%. Survei faktor risiko penyakit kardiovaskular (PKV) oleh proyek WHO di Jakarta, menunjukkan angka prevalensi hipertensi dengan tekanan darah 160/90 masing-masing pada pria adalah 13,6% (1988), 16,5% (1993), dan 12,1% (2000). Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16% (1988), 17% (1993), dan 12,2% (2000). <br /><span class="fullpost"><br />Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun berkisar antara 15%-20%. Survei di pedesaan Bali (2004) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan 53,9% pada wanita.Banyaknya penderita hipertensi di Indonesia diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui faktor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.17 Prevalensi di Vietnam pada tahun 2004 mencapai 34,5%, Thailand (1989) 17%, Malaysia (1996) 29,9%, Philippina (1993) 22%, dan Singapura (2004) 24,9%. Di Amerika, prevalensi tahun 2005 adalah 21,7%. 3,4<br />2. KLASIFIKASI<br />Hipertensi dapat dibedakan atas hipertensi diastol, hipertensi sistol, dan hipertensi campuran (sistol dan diastol). Hipertensi diastol biasanya ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda, sedangkan hipertensi sistol sering pada orang tua dan dapat pula menyertai koarktasio aorta atau sirkulasi ang dinamik pada orang muda.5<br />Hipertensi dapat dibagi 2 menurut penyebabnya yaitu :1,2,5<br />1. Hipertensi (primer) esensial, penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), mencakup 90% dari semua kasus hipertensi yang ada.<br />2. Hipertensi sekunder, penyebabnya dapat diidentifikasi dan didapatkan 10% dari semua kasus hipertensi yang ada.<br />Penyebab dari hipertensi sekunder diantaranya sebagai berikut :<br />• Penyakit ginjal : stenosis arteri renali akibat displasia fibromuskuler, glomerulonefritis kronis, ginjal polikistik<br />• Penyakit endokrin : sindrom Coon, sindrom Cushing, akromegfali, diabetes mellitus (DM) dan feokromositoma.<br />• Koarktasio aorta<br />• Kehamilan<br />• Kelainan saraf<br />• Akibat obat<br /><br />Klasifikasi hipertensi menurut JNC (Joint National Comitee) VII, pada orang dewasa umur 18 tahun yaitu : 1,2 <br />Normal (TD Sistolik <120 mmHg dan TD Diastolik <80 mmHg<br />Prehipertensi (TD Sistolik 120-139 mmHg dan TD Diastolik 80-89 mmHg<br />Hipertensi Derajat 1 (TD Sistolik 140-159 mmHg dan TD Diastolik 90-99 mmHg<br />Hipertensi Derajat 2 (TD Sistolik ≥ 160 mmHg dan TD Diastolik ≥100 mmHg<br /><br />3. GEJALA KLINIK<br />Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala secara bertahun-tahun, pasien baru mengetahui dirinya terkena hipertensi setelah dilakukan pengukuran tekanan darah. Bila terdapat gejala biasanya sifat gejalanya tidak spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain yang biasa didapatkan adalah palpitasi, cepat marah, dan susah tidur.1,6<br />4. DIAGNOSA1,2<br /> Klasifikasi berdasarkan hasil rata-rata pengukuran tekanan darah yang dilakukan minimal 2 kali tiap kunjungan pada 2 kali kunjungan atau lebih.<br /> Pengukuran pertama harus pada kedua sisi lengan untuk menghindari kelainan pembuluh darah perifer.<br /> Pengukuran tekanan darah pada waktu berdiri didindikasikan pada pasien dengan risiko hipotensi posturnal (lanjut usia, pasien DM, dll).<br /> Faktor risiko kardiovaskular :<br /> Hipertensi<br /> Merokok<br /> Obesitas ( IMT>30 )<br /> Inaktivitas fisik<br /> Dislipidemia<br /> Diabetes Melitus<br /> Mikroalbuminuria atau LFG < 60 ml/menit<br /> Usia (laki-laki >55 tahun, perempuan >65 tahun)<br /> Riwayat keluarga dengan penyakit kardiovaskular dini (laki-laki <55 tahun atau perempuan <65 tahun).<br /> Kerusakan organ sasaran<br /> Jantung : hipertrofi ventrikel kiri, angina atau riwayat IMA, riwayat revaskularisasi koroner, gagal jantung.<br /> Otak : stroke atau TIA<br /> Penyakit ginjal kronik<br /> Penyakit arteri perifer<br /> Retinopati<br /> Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan urinalisis, tes fungsi ginjal, gula drah, elektrolit, profil lipid, foto thoraks, EKG, dan pemeriksaan lainnya yang disesuiakan dengan penyakit penyerta.<br />5. PENATALAKSANAAN <br />Faktor gaya hidup dan rekomendasi pengobatan adalah topik di dalam pedoman penanganan hipertensi resisten yang dikeluarkan oleh American Heart Association (AHA) April 2008. Regimen dosis ganda, waktu pemberian dan kepatuhan pasien terhadap pengobatan juga ditampilkan dalam pedoman yang dipublikasikan secara online pada jurnal Hypertension.6<br />a. Tujuan Pengobatan57,8<br />Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi. Pada umumnya sasaran tekanan darah pada penderita muda adalah < 140/90 mmHg (sampai 130/85 mmHg), sedangkan pada penderita usia lanjut sampai umur 80 tahun < 160/90 mmHg (sampai 145 mmHg sistolik bila dapat ditoleransi).<br /><br /><br />b. Manfaat Terapi Hipertensi7,8<br />Menurunkan tekanan darah dengan antihipertensi telah terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular, yaitu stroke, iskemia jantung, gagal jantung kongestif, dan memberatnya hipertensi.<br />c. Modifikasi Pola Hidup1,2,7,8<br /> Menurunkan berat badan bila gemuk<br /> Latihan fisik (aerobik) secara teratur<br /> Mengurangi makan garam menjadi < 2,3 gr Natrium atau < 6 gr NaCl sehari.<br /> Makan K, Ca dan Mg yang cukup dari diet<br /> Membatasi minum alkohol (maksimal 20-30 ml etanol sehari)<br /> Berhenti merokok serta mengurangi makan kolesterol dan lemak jenuh untuk kesehatan kardiovaskular secara keseluruhan.<br />d. Terapi Farmakologik1,2,5,7,8<br />Beberapa golongan antihipertensi adalah sebagai berikut :<br />ii. Diuretik. Diuretik meningkatkan ekskresi natrium, klorida, dan air, sehingga mengurangi volume plasma dan cairan ekstrasel. Dengan demikian tekanan darah akan turun akibat berkurangnya curah jantung. Contohnya adalah tiazid (hidroklorotiazid), diuretik kuat (furosemid), diuretik hemat kalium (spironolakton)<br />iii. Penghambat adrenergik. Terdiri dari 2 jenis, yaitu ß-Blocker dan α-Blocker. ß-blocker menyebabkan pengurangan denyut jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menyebabkan curah jantung berkurang, sedangkan α-Blocker menghambat reseptor α1 di pembuluh darah terhadap efek vasokonstriksi norepinefrin dan epinefrin sehingga terjadi dilatasi arteriol dan vena sehingga menurunkan resistensi perifer dengan demikian menurunkan tekanan darah. Contoh ß-blocker adalah kardioselektif (asebutolol, bisoprolol), nonselektif (propanolol, timolol). Contoh α-blocker adalah doxazosin, prazosin. Yang mengandung ß-Blocker dan α-Blocker adalah labetalol.<br />iv. Vasodilator. Secara umum vasodilator merelaksasi secara langsung otot polos arteriol. Contohnya adalah hidralazin, minoksidil. Antihipertensi kerja sentral (misalnya klonidin, metildopa, monodiksin bekerja pada adrenoreseptor alpha-2 atau reseptor lain pada batang otak, menurunkan aliran simpatetik ke jantung, pembuluh darah dan ginjal, sehingga efek akhirnya menurunkan tekanan darah.<br />v. Penghambat Enzim Konversi Angiotensin. Penghambat ACE mengurangi pembentukan angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron yang menyebabkan terjadinya ekskresi natrium dan air, serta retensi kalium. Akibatnya terjadi penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi esensial maupun hipertensi renovaskular. Contohnya adalah kaptopril, enalapril, lisinopril.<br />Dalam jurnal terkenal Diabetes Care dilaporkan bahwa obat antihipertensi golongan penghambat ACE (Angiotensin Converting Enzyme) dapat mengurangi LVH (Left Ventricular Hypertrophy) pada pasien dengan diabetes tipe 2. Seorang peneliti bernama Piero Ruggenenti dari Mario Negri Institute for Pharmacological Research, Bergamo, Italia mengatakan pada Reuters Health bahwa semua orang dengan diabetes tipe 2 dengan hipertensi perlu diberikan obat antihipertensi penghambat ACE sebagai terapi awal, dan penurunan tekanan darah perlu dilakukan hingga tekanan darah mencapai di bawah 130/80 mmHg.9<br />vi. Antagonis Kalsium. Pada otot jantung dan otot polos vaskuler, ion Ca2+ terutama berperan dalam peristiwa kontraksi, apabila hal ini dihambat maka dapat mengurangi tekanan darah. Contohnya adalah verapamil, diltiazem, nifedipin.<br />Update dari NICE mengenai penatalaksanaan hipertensi dapat dilihat seperti di bawah ini. Perubahan utama pada pedoman NICE adalah beta blocker tidak lagi direkomendasikan sebagai terapi lini pertama pada semua pasien. Beta blocker kurang efektif mengurangi kejadian kardiovaskular mayor, terutama stroke, dibanding antihipertensi lainnya. Beta blocker juga kurang efektif dibanding ACEi atau CCB dihidropiridin untuk mengurangi resiko diabetes, terutama pada pasien yang mendapat terapi diuretik tiazid. Jika pasien yang menggunakan beta blocker memerlukan antihipertensi lain, maka pilihan yang lebih dianjurkan diberikan adalah ACEi atau CCB, daripada tiazid.10<br />Pedoman terbaru dari NICE untuk penanganan hipertensi adalah sebagai berikut10:<br />Langkah 1 Untuk pasien hipertensi usia > 55 tahun atau pasien berkulit hitam semua usia, pilihan pertama terapi adalah CCB atau diuretik tiazid. Untuk pasien < 55 tahun, pilihan pertama terapi adalah ACEi (atau AIIRA jika tidak tahan terhadap ACEi) <br />Langkah 2 Jika diperlukan obat tambahan, pilihannya adalah penambahan ACEi untuk CCB atau diuretik (dan sebaliknya). <br />Langkah 3 Jika diperlukan kombinasi tiga obat maka kombinasi yang dianjurkan adalah ACEi (atau AIIRA) CCB dan diuretik tiazid.<br />Langkah 4 Jika diperlukan obat keempat maka dosis diuretik tiazid dinaikkan, atau alternatif lain adalah diuretik lain, beta blocker atau alpha blocker. Semua obat tersebut harus dititrasi dosisnya seperti yang dianjurkan pada BNF.<br /><br /><br />6. KOMPLIKASI<br />Penyebab hipertensi bisa karena penyakit tertentu, tetapi hipertensi juga dapat menimbulkan terjadinya penyakit lain, seperti : 1,2<br /> Retinopati hipertensif<br /> Penyakit jantung dan pembuluh darah<br /> Penyakit hipertensi serebrovaskuler<br /> Ensefalopati hipertensi<br /> Nefrosklerosis karena hiupertensi<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />1. Mirzanie A, Agung W, Leksana, Dina K, Dewiyani I. Buku Saku Internoid. 2005.p:IV.1<br />2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Panduan Pelayanan Mediki. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006. p : 168-169<br />3. Harrison’s Principles of Medicine 15th Edition [CD-ROM]. New York: McGraw-Hill; 2002.<br />4. Suleman A., Siddiqui N.H., Haemodynamic And Cardiovascular Effects of Caffeine. Priory.Com website. [cited: Juli 28, 2008]. Available at: <br /> http://www.priory.com/pharmol/caffeine.htm<br />5. Ismudiati L, Fail B, Santoso K, Poppy S. Buku Ajar Kardiologi.Jakarta : FK- Universitas Indonesia. 2003.p : 197-205<br />6. NFA. Pedoman Baru Penanganan Hipertensi Resisten. [on line] 2008. [cited 2008 sept 17]. Available from: http://www.kalbe.co.id.<br />7. Neal, J Michael. At a Glance Farmakologi Medis. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2002. p : 36-37.<br />8. Ganiswarna, Sulistia G. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2003. p : 315-342.<br />9. YYA. Penghambat ACE Menurunkan LVH pada Pasien Hipertensi dengan DM 2. [on line] 2008. [cited 2008 sept 17]. Available from: http://www.kalbe.co.id.<br />10. Gomer, B. Farmakologi Hipertensi. [on line] 2008 [cited 2008 Sept 17]. Available from : http://lyrawati.files.wordpress.com/2008/07/hypertensionhosppharm3.pdf<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-89030079086513138842009-02-10T17:47:00.000-08:002009-04-28T05:02:28.867-07:00RinitisDefinisi <br /><a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/02/sekilas-tentang-penyakit.html">Rinitis</a> adalah reaksi pada mata, hidung, dan tenggorokan akibat iritan dari udara bebas (alergen) yang memicu pengeluaran histamin. Histamin menyebabkan inflamasi dan produksi sekret pada hidung, sinus, dan mata.6,4<br /><br />Etiologi <br />Beberapa hal yang pada umumnya menjadi penyebab rinitis antara lain:4,5<br />• Reaksi makanan<br />• Emosional<br />• Pekerjaan<br />• Hormon<br />• Kelainan anatomi<br />• Penyakit imunodefisiensi<br />• Interaksi dengan hewan<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Insiden dan Epidemiologi<br /> Rinitis tersebar di seluruh dunia, baik bersifat endemis maupun muncul sebagai KLB. Di daerah beriklim sedang, insidensi penyakit ini meningkat di musim gugur, musim dingin, dan musim semi. Di daerah tropis, insidensi penyakit tinggi pada musim hujan. Sebagian besar orang, kecuali mereka yang tinggal di daerah dengan jumlah penduduk sedikit dan terisolasi, bisa terserang satu hingga 6 kali setiap tahunnya. Insidensi penyakit tinggi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan akan menurun secara bertahap sesuai dengan bertambahnya umur.7 <br />Rinitis merupakan salah satu penyakit paling umum yang terdapat di amerika Serikat, mempengaruhi lebih dari 50 juta orang. Keadaan ini sering berhubungan dengan kelainan pernapasan lainnya, seperti asma. Rhinitis memberikan pengaruh yang signifikan pada kualitas hidup. Pada beberapa kasus, dapat menyebabkan kondisi lainnya seperti masalah pada sinus, masalah pada telinga, gangguan tidur, dan gangguan untuk belajar. Pada pasien dengan asma, rinitis yg tidak terkontrol dapat memperburuk kondisi asmanya.8 <br /><br />Tipe Rinitis<br />Rinitis dibagi atas 2 kategori, yaitu:6,7,8<br />• Rinitis Alergi<br />• Rinitis Non Alergi<br />Rinitis Alergi<br />Rinitis alergi merupakan penyakit saluran nafas yang sering dijumpai pada <br />anak disamping asma dan sinusitis. Sekitar 40 % anak pernah mengalami rinitis alergi sampai usianya 6 tahun. Rinitis alergi merupakan penyakit yang didasari oleh proses inflamasi. Terdapat hubungan yang erat antara saluran napas atas dan bawah.9 <br />Hubungan antara rinitis-sinusitis-asma telah lama diketahui sehingga dalam penanganannnya pun selalu dikaitkan antara ketiganya. Pada pasien asma sering sekali timbul gejala rinitis seperti pilek (keluarnya cairan dari hidung), gatal, kadang-kadang tersumbat, dan terasa panas pada hidung.9<br />Beberapa peneliti berpendapat bahwa diagnosis rinitis alergika masih sering misdiagnosis sehingga berdampak pada mismanajemen. Penanganan yang baik pada rinitis alergi akan menurunkan gejala pada sinusitis dan asma.9 <br />Dua tipe rinitis alergi yaitu:6,9<br />• Musiman<br />Di Indonesia tidak dikenal rinitis alergi musiman, hanya ada di<br />negara yang mempunyai 4 musim. Alergen penyebabnya spesifik, yaitu tepungsari (pollen) dan spora jamur. Oleh karena itu nama yang tepat ialah polinosis atau rino konjungtivitis karena gejala klinik yang tampak ialah gejala pada hidung dan mata (mata merah, gatal disertai lakrimasi).10<br /> Penyakit ini timbulnya periodik, sesuai dengan musim, pada waktu terdapat konsentrasi alergen terbanyak di udara. Dapat mengenai semua golongan umur dan biasanya mulai timbulnya pada anak-anak dan dewasa muda. Berat ringannya gejala penyakit bervariasi dari tahun ke tahun, tergantung pada banyaknya alergen di udara. Faktor herediter pada penyakit ini sangat berperan.10<br />• Perenial<br />Gejala pada penyakit ini timbul intermitten atau terus-menerus, <br />tanpa variasi musim, jadi dapat ditemukan sepanjang tahun. Penyebab <br />yang paling sering ialah alergen inhalan. Alergen inhalan utama adalah dalam rumah (indoor) dan alergen di luar rumah (outdoor). Alergen inhalan dalam rumah terdapat di kasur kapuk, tutup tempat tidur, selimut, karpet, dapur, tumpukan baju dan buku-buku, serta sofa. Komponen alergennya terutama berasal dari serpihan kulit dan fases tungau D. Pteronyssinus, D. Farinae dan Blomia tropicalis, kecoa, dan bulu binatang peliharaan (anjing, kucing, burung). Alergen inhalan di luar rumah berupa polen dan jamur. Alergen ingestan sering merupakan penyebab pada anak-anak dan biasanya disertai dengan gejala alergi yang lain, seperti urtikaria, gangguan pencernaan. Gangguan fisiologik pada golongan perenial lebih ringan dibandingkan dengan golongan musiman tetapi karena lebih persisten maka komplikasinya lebih sering ditemukan.10 <br />Rinitis Non Alergi<br /> Beberapa orang yang terkena rinitis tidak memiliki alergi. Rinitis Non Alergi sering pada orang dewasa dan menyebabkan gejala bertahun-tahun seperti pilek dan hidung tersumbat. Masalah ini tidak digolongkan rinitis alergi karena tidak adanya sistem imun yang terkait. Proses terjadinya rinitis non alergi ini belum banyak diketahui.8,9 <br /> Beberapa orang yang menderita rinitis non alergi mengalami inflamasi pada daerah hidung dan sinusnya. Pada beberapa kasus seperti ini yang sudah parah, ditemukan adanya polip yang tumbuh dari membran mukosa dan menghambat udara mengalir keluar masuk hidung. Pasien dengan kasus seperti ini juga sering kehilangan sensasi penciumannya. Bentuk lain dari rinitis non alergi ini, adalah ditemukannya sedikit inflamasi pada hidung dan gejala dipicu oleh aroma yang kuat, polusi, asap, dan iritan lainnya. 8,10 <br /><br />Gejala klinis<br /> Rinitis merupakan peradangan pada mukosa hidung. Gejala klinis yang sering terjadi berupa peningkatan produksi mukus pada hidung, sumbatan hidung, bersin, mata berair, dan gatal pada hidung dan sekitar mata.11,3,4<br /><br />Diagnosis<br /> Untuk mendiagnosis suatu rinitis diperlukan informasi perjalanan penyakit maupun pemeriksaan fisik. Tes diagnosis yang umumnya dilakukan adalah tes untuk rinitis alergi yaitu percutaneous skin test dan tes alergen spesifik antibodi imunoglobulin E (Ig E). Pemeriksaan yang jarang dilakukan seperti tes provokasi hidung, sitologi hidung, nasolaringoskopi, dan intradermal skin test.11 <br /><br />Pengobatan<br /> Pengobatan rinitis antara lain menggunakan:4,5,6<br />• Pil dan semprotan antihistamin<br />• Leukotriene antagonis<br />• Semprotan kortikosteroid<br />• Pil dan semprotan dekongestan <br />• Imunoterapi alergen <br />• Pembedahan dilakukan untuk obstruksi hidung pada rinitis perenial. <br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /><br />1. Anonim. Pedoman Sipensimaru. [online] 2008 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.pusdiknakes.or.id<br /><br />2. Anonim. Indikator Indonesia Sehat 2010. [online] 2003 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.bankdata.depkes.go.id<br /><br />3. Fletcher RH. . Rhinitis. [online] 2008 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.uptodate.com<br /><br />4. Anonim. Rhinitis. [online] 2008 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.en.wikipedia.org<br /><br />5. Hilger, PA. Penyakit Hidung . In: Adams, GL; Boies, LR; Higler, PA., et al, editors. BOIES Buku Ajar Penyakit THT. 6th ed. Jakarta: Penerbit Buku kedokteran EGC; 1997.<br /><br />6. Anonim. Rhinitis. [online] 2008 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.nasal.net.<br /><br />7. Anonim. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. [online] 2005 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.pppl.depkes.go.id<br /><br /><br />8. Anonim. Rhinitis. [online] 2007 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.aaaa.org.id<br /><br />9. Anonim. Rinitis Alergika dan Asma. [online] 2007 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.cpddokter.com<br /><br />10. Irawati, N; Kasakeyan, E; Rusmono, N. Alergi Hidung . In: Soepardi, EA; Iskandar, N., et al, editors. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher. 5th ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2004.<br /><br />11. Quillen, DM; Feller DB. Diagnosing Rhinitis: Allergic vs Nonallergic. [online] 2006 [citied 2008 Okt 23]. Available from: www.aafp.org<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-76348214380801529762009-02-10T17:35:00.000-08:002009-04-28T05:14:21.088-07:00PERIKONDRITIS AURIKULARPendahuluan<br /><a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/02/kewaspadaan-universal-cuci-tangan.html">Perikondritis</a> adalah radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar (1,2). Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga(1,3,4). Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya hematoma(2). Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul di antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya. <br /><br />Etiologi<br />Luka akibat terbakar aurikel adalah faktor predisposisi yang paling sering, sehingga 25% dapat terjadi infeksi. Baru-baru ini juga didapatkan peningkatan infeksi yang disebabkan oleh tindik telinga.(5). Karena menindik telinga sekarang sebagian dilakukan di pinna, suatu daerah yang melibatkan porsi kartilago dari aurikel, dapat memberi resiko yang besar untuk terjadinya perikondritis. Infeksi dari Pseudomonas dapat menyebabkan deformitas kosmetik yang berat.(3). Suatu furunkel yang tidak memadai pengobatannya merupakan sumber agen penyebab yang potensial, seperti mikrokokus jenis virulen (Stafilokokus), Streptokokus, atau Pseudomonas aeruginosa.(1, 6). Infeksi juga dapat dapat terjadi pada saat aspirasi dan insisi hematoma auris. Cedera pada kartilago juga dapat disebabkan oleh frostbite.(3). perikondritis juga dapat terjadi sebagai komplikasi dari pembedahan seperti mastoidectomi atau komplikasi dari hematoma atau otitis eksterna yang disebabkan oleh berenang di air yang terkontaminasi.(6) <br /><span class="fullpost"><br /><br />Anatomi<br />Telinga luar termasuk aurikula atau pinna, dan liang telinga. Telinga luar berfungsi untuk mengumpulkan dan menghantar gelombang bunyi ke struktur-struktur telinga tengah. Aurikel terbentuk dari arkus brakial pertama dan kedua pada hari ke 38 dari kehidupan fetus. Aurikel secara anatomi dikatakan sempurna pada minggu ke 20(3,4). Karena keunikan anatomi aurikula serta konfigurasi liang telinga yang melengkung atau seperti spiral, maka telinga luar mampu melindungi membrana timpani dari trauma, benda asing dan efek termal.(1)<br />Gambaran klinis<br />Bagian aurikel yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa panas dan sangat nyeri tekan.(1,4,5)<br /> <br />Diagnosis<br />Diagnosis Perikondritis seringkali ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosisnya mudah, bagian aurikula yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa panas, dan sangat nyeri tekan. Mungkin terjadi perubahan bentuk yang abnormal pada telinga. Riwayat trauma pada telinga penting untuk mendiagnosis Perikondritis atau Kondritis, karena keduanya merupakan hasil dari luka pada kartilago. Diagnosa Perikondritis tidak akan keliru dengan lepra pada aurikula yang menyebabkan inflamasi dan perubahan bentuk yang kronik dan dapat didiagnosis dengan biopsy. 1,5,6,9<br />Diagnosis Banding<br />Penyakit lain dimana Perikondritis menjadi alternatif diagnosis termasuk pada penyakit Polikondritis Berulang. Penyakit kedua yang mirip dengan perikondritis adalah Erisipelas. 5,10<br />Polikondritis Berulang<br />Penyakit yang tidak diketahui etiologinya ini menyebabkan peradangan dan destruksi tulang rawan. Merupakan suatu gangguan tulang rawan generalisata, melibatkan hidung dan telinga pada 80-90% kasus. Deformitas aurikula menyerupai suatu perikondritis akut yang infeksius atau suatu telinga bunga kol (cauliflower ear) yang meradang. Hilangnya tulang rawan menyebabkan telinga menjadi “lemas” dan timbul deformitas hidung pelana. Peradangan yang bergantian pada kedua telinga (tanpa sebab predisposisi) atau adanya demam memberi kesan gangguan ini. Dapat ditemukan tinitus dan vertigo, demikian pula kehilangan pendengaran akibat kolaps meatus akustikus eksternus. Bila laring, trakea dan bronkus ikut terlibat dapat berakibat suara menjadi serak dan bahkan kematian akibat kolaps dinding laringotrakea dan bronkus.1<br />Aktivitas penyakit berfluktuasi dan prognosisnya tak dapat diramalkan. Dapat berupa serangan tunggal atau dapat pula serangan berulang selama-bertahun-tahun. Pengobatan berupa salisilat dan steroid pada serangan akut, meskipun terdapat kontroversi mengenai pemberian steroid. Dapson telah digunakan untuk mencegah serangan ulangan. Struktur-struktur yang terserang harus dilindungi dari trauma.1 <br />Erisipelas<br />Erisipelas adalah infeksi pada dermis yang disebabkan oleh Streptokokus β hemolitikus Grup A yang memberikan gejala berupa nyeri, eritema, bengkak, keras, dan panas. Eritema dan pembengkakan tidak mengikuti batas anatomis tapi berbatas tegas. Gejala sistemik berupa demam dan malaise juga dapat ditemukan. Infeksi ini diobati dengan penisilin oral, karena penyakit ini berjalan dengan progresif dan berpotensi mengurangi kualitas hidup, penanganan dibutuhkan sedini mungkin.5 <br />Penatalaksanaan<br />Berikan antibiotik parenteral dan pengobatan topikal untuk infeksi kanalis penyerta. Pilihan obat disesuaikan dengan hasil biakan atau petunjuk lain mengenai organisme yang terlibat. Bila kondisi ini tampaknya meluas dan terdapat adanya bukti-bukti adanya cairan di bawah perikondrium, terdapat indikasi untuk mengeluarkan cairan. Karena tulang rawan tidak memiliki suplai darah langsung bila dipisahkan dari perikondrium, maka dapat terjadi nekrosis tulang rawan. Dengan demikian, tulang rawan yang nekrosis perlu dieksisi dan drainase dipertahankan.1<br />Komplikasi<br />Akibat perikondritis dapat terjadi deformitas aurikula yang nyata. Dapat terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut (cauliflower ear).1,2<br />Prognosis<br />Jika diagnosa ditegakkan dini dan mulai diberikan antibiotik, diharapkan dapat sepenuhnya sembuh. Pada kasus lanjut, dimana infeksi sampai pada kartilago telinga (Kondritis), beberapa bagian telinga mungkin mengalami nekrosis dan mesti dilakukan pembedahan. Akhirnya dibutuhkan bedah plastik untuk mengembalikan bentuk normal telinga.9<br />Kesimpulan<br />Perikondritis adalah radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar. Bagian aurikel yang terlibat membengkak, menjadi merah, terasa panas dan sangat nyeri tekan. Diagnosis Perikondritis seringkali ditegakkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Diagnosis banding dari Perikondritis adalah Polikondritis berulang dan erisipelas. Penatalaksanaan Perikondritis menggunakan antibiotik yang sesuai dengan biakan atau petunjuk lain mengenai organisme yang terlibat. Tindakan bedah dibutuhkan bila ada cairan di bawah perikondrium ataupun terjadi nekrosis pada tulang rawan telinga. Akibat perikondritis ini dapat terjadi deformitas aurikula yang nyata. Jika diagnosa ditegakkan dini dan mulai diberikan antibiotik, diharapkan penyakit ini dapat sepenuhnya sembuh.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />1. Boies L.R. Perikondritis. In : Adams G.L., Boies L.R., Higler P.A. Penyakit Telinga Luar, Boies Buku Ajar Penyakit THT (BOIES Fundamentals of Otolaryngology). Edisi 6. Minnesota : Penerbit Buku Kedokteran; 1997. P.81.<br />2. Sosialisman, Helmi. Kelainan Telinga Luar. In : Soepardi E.A., Iskandar N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga-Hidung-Tenggorok Kepala Leher. Edisi 5. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2004. P.45.<br />3. Wright D. Diseases of The External Ear. In : Alan G. Kerr. Otolaryngology. P.3/6/6.<br />4. Linstrom C.J., Lucente F.E., Joseph E.M. Infection of The External Ear. In : Head and Neck Surgery – Otolaryngology, Volume 2. Second edition. New York: Lippincott – Raven Publishers; 1998. P.1976.<br />5. McWhorter A.J., Limb C.J., Niparko J.K., Perikondritis and Chondritis, Otologic and Skull Base Emergencies. In : Eisele D.W. McQuone S.J. Emergencies of The Head And Neck. Mosby. P.381.<br />6. Perichondritis. In : Shambaugh G.E. Surgery of The Ear, Second Edition. Philadelphia & London: W.B. Saunders Company; 1967. P.229.<br />7. Ghorayeb, BY.Anatomy of The Ear. [online]. 2007. [cited 2008 December 26]. Available from: URL: http://www.ghorayeb.com<br />8. Auricular perichondritis JPG.. [online]. 2008. [cited 2008 December 26]. Available from: URL: http://www.commons.wikimedia.org<br />9. Revista Brasileira de Otorrinolaringologia. [online]. 2006. [cited 2008 December 26]. Available from: URL: http://www.scielo.br<br />10. Lee, JA. Perichondritis Health Article. [online]. 2006. [cited 2008 December 26]. Available from: URL: http://www.healthline.com<br />11. Misdiagnosis of Perichondritis. [online]. 2008. [cited 2008 December 26]. Available from: URL: http://www.wrongdiagnosis.com<br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-36808483328480677422009-02-10T17:31:00.000-08:002009-04-28T05:15:24.347-07:00Kewaspadaan Universal Cuci TanganKewaspadaan Universal (Universal Precaution)<br /> <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2009/02/sterilisasi-alat.html">Infeksi nosokomial</a> adalah infeksi yang terdapat dalam sarana kesehatan. Nosokomial berasal dari kata Yunani nosocomium, yang berarti rumah sakit. Maka, kata nosokomial artinya "yang berasal dari rumah sakit" kata infeksi cukup jelas artinya, yaitu terkena hama penyakit. Menurut Patricia C Paren, pasien dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika pada saat masuk belum mengalami infeksi kemudian setelah dirawat selama 48-72 jam klien menjadi terinfeksi Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan yang digunakan untuk pengobatan maupun dari lingkungan rumah sakit.4 <br /> Infeksi nosokomial mulai dengan penyebab (di bagian tengah gambar berikut), yang ada pada sumber. Kuman keluar dari sumber melalui tempat tertentu, kemudian dengan cara penularan tertentu masuk ke tempat tertentu di pasien lain. Karena banyak pasien di rumah sakit rentan terhadap infeksi (terutama ODHA yang mempunyai sistem kekebalan yang lemah), mereka dapat tertular dan jatuh sakit tambahan. Selanjutnya, kuman penyakit ini keluar dari pasien tersebut dan meneruskan rantai penularan lagi.4,6,7<br /><span class="fullpost"><br /><br />Pada 1847, seorang dokter bernama Ignaz Semmelweis bekerja di bagian kebidanan di sebuah rumah sakit di Vienna, Austria. Semmelweis mengamati bahwa angka kematian di antara ibu di bangsal yang dilayani oleh mahasiswa kedokteran tiga kali lebih tinggi dibandingkan bangsal yang dilayani oleh bidan. Semmelweis mendalilkan bahwa hal ini terjadi karena mahasiswa langsung ke bangsal kebidanan setelah belajar otopsi (bedah mayat), dan membawa infeksi dari mayat ke ibu yang melahirkan. Dia memerintahkan dokter dan mahasiswa untuk mencuci tangannya dengan larutan klorin sebelum memeriksakan ibu tersebut. Setelah aturan ini diterapkan, angka kematian menurun menjadi serupa dengan bangsal yang dilayani oleh bidan.4,5<br />Dengan masalah infeksi nosokomial menjadi semakin jelas, dicari kebijakan baru untuk menguranginya. Solusi pertama pada 1877 adalah mendirikan rumah sakit khusus untuk penyakit menular. Pengenalan sarung tangan lateks pada 1887 membantu mengurangi penularan. Tetapi dengan peningkatan mortalitas (angka kematian) di 1960-an, Departemen Kesehatan di Amerika Serikat pada tahu 1970 mengeluarkan kebijakan untuk mengisolasikan semua pasien yang diketahui tertular infeksi menular. Namun kebijakan ini kurang berhasil serta menimbulkan banyak masalah lain. Perhatian pada masalah ini menjadi semakin tinggi dengan munculnya HIV pada 1985, kebijakan kewaspadaan universal dikenalkan pada 1985.4,5<br />Sesuai dengan kebijakan ini yang dikembangkan pada 1970, semua pasien yang diketahui terinfeksi penyakit menular melalui tes wajib diisolasi. Kebijakan ini menentukan tujuh kategori isolasi berdasarkan sifat infeksinya (daya menular, ganas, dll.). Kewaspadaan khusus (sarung tangan dsb) dengan tingkat yang ditentukan oleh kategori hanya dipakai untuk pasien ini.4,5<br />Teknik isolasi mengurangi jumlah infeksi nosokomial, tetapi timbul beberapa tantangan:4<br />• Peningkatan dalam jenis dan jumlah infeksi menular, sehingga semakin banyak tes harus dilakukan, dan semakin banyak pasien harus diisolasi <br />• Hasil tes sering diterima terlambat, sering setelah pasien pulang <br />• Biaya sangat tinggi, bila semua orang dites untuk setiap infeksi <br />• Stigma dan diskriminasi meningkat bila hanya pasien yang dianggap berisiko tinggi dites untuk menenkankan biaya <br />• Hasil tes dapat negatif palsu (hasil negatif walau terinfeksi), terutama dalam masa jendela, dengan akibat petugas layanan kesehatan kurang waspada <br />• Sebaliknya hasil tes positif palsu (hasil positif walau tidak terinfeksi), dengan akibat kegelisahan untuk pasien dan petugas layanan kesehatan <br />• Perhatian pada hak asasi mengharuskan pasien memberi informed consent (disertai oleh konseling untuk HIV).<br />Sejak AIDS diketahui, kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal (KU) dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap darah dan cairan tertentu lain dapat mengandung infeksi, tidak memandang status sumbernya. Lagi pula, semua alat medis harus dianggap sebagai sumber penularan, dan penularan dapat terjadi pada setiap layanan kesehatan, termasuk layanan kesehatan gigi dan persalinan, pada setiap tingkat (klinik dan puskesmas sampai dengan rumah sakit rujukan). Harus ditekankan bahwa kewaspadaan universal dibutuhkan tidak hanya untuk melindungi terhadap penularan HIV tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain yang dapat parah dan sebetulnya lebih mudah menular, misalnya virus Hepatitis B dan C. Petugas layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh dalam hubungan dengan semua pasien.4,5<br />Kita biasanya menganggap cairan yang dapat menular HIV sebagai darah, cairan kelamin dan ASI saja. Namun ada cairan lain yang dapat mengandung kuman lain, dan dalam sarana kesehatan, lebih banyak cairan tubuh biasanya tersentuh. Contohnya, walaupun tinja tidak mengandung HIV, cairan berikut mengandung banyak kuman lain nanah, cairan ketuban, cairan limfa, ekskreta (air seni, tinja).5 <br /> Kewaspadaan universal merupakan bagian dari upaya pengendalian infeksi di sarana pelayanan kesehatan. Upaya lain yang merupakan komponen pengendalian infeksi di sarana pelayanan kesehatan adalah surveilans, upaya penanggulangan KLB, pengembangan kebijakan dan prosedur kerja serta pendidikan dan pelatihan yang berkesinambungan dalam hal pencegahan infeksi yang tidak dapat dipisah-pisahkan.4,5<br /> Penerapan Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) didasarkan pada keyakinan bahwa darah dan cairan tubuh sangat potensial menularkan penyakit, baik yang berasal dari pasien maupun petugas kesehatan. Prosedur Kewaspadaan Universal ini juga dapat dianggap sebagai pendukung progran K3 bagi petugas kesehatan.5<br /> Prinsip utama Prosedur Kewaspadaan Universal pelayanan kesehatan adalah menjaga higiene sanitasi individu, higiene sanitasi ruangan dan sterilisasi peralatan. Ketiga prinsip tersebut dijabarkan menjadi 5 (lima) kegiatan pokok yaitu:5<br />1. Cuci tangan guna mencegah infeksi silang<br />2. Pemakaian alat pelindung di antaranya pemakaian sarung tangan guna mencegah kontak dengan darah serta cairan infeksius yang lain<br />3. Pengelolaan alat kesehatan bekas pakai<br />4. Pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah perlukaan<br />5. Pengelolaan limbah dan sanitasi ruangan<br />Cuci Tangan<br /> Mikroorganisme pada kulit manusia dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok, yaitu flora risiden dan flora transien. Flora risiden adalah mikroorganisme yang secara konsisten dapat diisolasi dari tangan manusia, tidak mudah dihilangkan dengan gesekan mekanis yang telah beradaptasi pada kehidupan tangan manusia. Flora transien yang disebut juga flora transit atau flora kontaminasi, jenisnya tergantung dari lingkungan tempat bekerja. Mikroorganisme ini dengan mudah dapat dihilangkan dari permukaan dengan gesekan mekanis dan pencucian dengan sabun atau deterjen. Oleh karena itu cuci tangan adalah cara pencegahan infeksi yang paling penting.5<br /> Cuci tangan harus selalu dilakukan dengan benar sebelum dan sesudah melakukan tindakan perawatan walaupun memakai sarung tangan atau alat pelindung lain untuk menghilangkan atau mengurangi mikroorganisme yang ada di tangan sehingga penyebaran penyakit dapat dikurangi dan lingkungan terjaga dari infeksi. Tangan harus dicuci sebelum dan sesudah memakai sarung tangan. Cuci tangan tidak dapat digantikan oleh pemakaian sarung tangan.5<br />Tiga cara cuci tangan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yaitu:5<br />1. Cuci tangan higienik atau rutin bertujuan mengurangi kotoran dan flora yang ada di tangan, dengan menggunakan sabun atau deterjen.<br />2. Cuci tangan aseptik dilakukan sebelum tindakan aseptik pada pasien, dengan menggunakan antiseptik.<br />3. Cuci tangan bedah (surgical handscrub) dilakukan sebelum melakukan tindakan bedah cara aseptik, dengan antiseptik dan sikat steril.<br /> Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang diantisipasi akan terjadi perpindahan kuman melalui tangan, yaitu sebelum melakukan tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran, seperti:5<br />1. Sebelum melakukan tindakan<br />Misalnya memulai pekerjaan (baru tiba di kantor/RS), saat akan memeriksa (kontak langsung dengan pasien), saat akan memakai sarung tangan steril atau sarung tangan yang telah didesinfeksi tingkat tinggi (DTT) untuk melakukan suatu tindakan, saat akan memakai peralatan yang telah di-DTT, saat akan melakukan injeksi, dan saat hendak pulang ke rumah.<br />2. Setelah melakukan tindakan yang dimungkinkan terjadi pencemaran<br />Misalnya setelah memeriksa pasien, setelah memegang alat-alat bekas pakai dan bahan-bahan lain yang berisiko terkontaminasi, setelah menyentuh selaput mukosa, darah, atau cairan tubuh lainnya, setelah membuka sarung tangan, setelah dari toilet/ kamar kecil, setelah bersin atau batuk. Cuci tangan sesudah membuka sarung tangan perlu dilakukan karena ada kemungkinan sarung tangan berlubang atau robek.<br />Sarana Cuci Tangan<br />1. Air Mengalir<br />Sarana utama untuk cuci tangan adalah ketersediaan air mengalir dengan saluran pembuangan atau bak penampung yang memadai. Dengan guyuran air mengalir tersebut maka mikroorganisme yang terlepas karena gesekan mekanis atau kimiawi saat cuci tangan akan terhalau dan tidak menempel lagi di permukaan kulit. Air mengalir tersebut dapat berupa kran atau dengan cara mengguyur dengan gayung. Namun cara mengguyur dengan gayung memiliki risiko cukup besar untuk terjadinya pencemaran, baik melalui gagang gayung ataupun percikan air bekas cucian kembali ke bak penampungan air bersih. Air kran bukan berarti harus dari PAM, namun dapat diupayakan secara sederhana degan tangki berkran di ruang pelayanan atau perawatan kesehatan agar mudah dijangkau oleh para petugas kesehatan yang memerlukannya.5<br />2. Sabun dan Deterjen<br />Bahan ini tidak membunuh mikroorganisme tetapi menghambat dan mengurangi jumlah mikroorganisme dengan jalan mengurangi tegangan permukaan sehingga mikroorganisme terlepas dari permukaan kulit dan mudah terhalau oleh air. Jumlah mikroorganisme semakin berkurang dengan meningkatnya frekuensi cuci tangan. Namun dilain pihak, dengan seringnya menggunakan sabun atau deterjen maka lapisan lemak akan hilanh dan membuat kulit menjadi kering dan pecah-pecah. Hilangnya lapisan lemak akan memberi peluang untuk tumbuhnya kembali mikroorganisme.5<br />3. Larutan Antiseptik<br />Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal yang dipakai pada kulit atau jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang memungkinkan untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Antiseptik memiliki keragaman dalam hal efektivitas, aktivitas, akibat dan rasa pada kulit setelah dipakai sesuai dengan keragaman jenis antiseptik tersebut dan reaksi kulit masing-masing individu.5<br />Kulit manusia tidak dapat disterilkan. Tujuan yang ingin dicapai adalah penurunan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal terutama kuman transien. Kriteria memilih antiseptik adalah:5<br />• Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme secara luas (gram positif dan gram negatif, virus lipofilik, basilus dan tuberkulosis, fungi, endospora)<br />• Efektifitas<br />• Kecepatan aktifitas awal<br />• Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam pertumbuhan<br />• Tidak mengakibatkan iritasi kulit<br />• Tidak menyebabkan alergi<br />• Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang<br />• Dapat diterima secara visual maupun estetik<br />Contoh antiseptik yang dapat digunakan antara lain Alkohol, Chlorhexedin, Hexachlorophen, Yodium dan Yodophor.5<br />Hal-hal yang harus diperhatikan pada penggunaan antiseptik antara lain:5<br />• Semua antiseptik dapat tercemar<br />• Siapkan wadah yang lebih kecil untuk kebutuhan sehari-hari<br />• Jangan merendam kasa atau lainnya di dalamnya<br />• Botol yang sudah dibuka harus habis dalam 1 minggu<br />• Simpan dalam tempat dingin dan gelap<br />• Cuci wadah setiap kali mengganti dan keringkan terlebih dahulu<br />• Beri label dan catat tanggal penggantian<br />• Pemakaiannya dengan cara menuang dan bukan dengan mencelupkan kasa<br /> <br />Cuci Tangan Higienis/Rutin<br />Persiapan:5<br />o Sarana cuci tangan disiapkan di setiap ruang penderita dan tempat lain misalnya ruang bedah, koridor<br />o Air bersih yang mengalir (dari kran, ceret atau sumber lain)<br />o Sabun sebaiknya dalam bentuk sabun cair<br />o Lap kertas atau kain yang kering<br />o Kuku dijaga selalu pendek<br />o Cincin dan gelang perhiasan harus dilepas dari tangan<br />Prosedur:5<br />o Basahi tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir.<br />o Taruh sabun di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa secukupnya tanpa percikan.<br />o Gerakan cuci tangan terdiri dari gosokan kedua telapak tangan, gosokan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan sebaliknya, gosok kedua telapak tangan dengan jari saling mengait, gosok kedua ibu jari dengan cara menggenggam dan memutar, gosok telapak tangan.<br />o Proses berlangsung selama 10-15 detik.<br />o Bilas kembali dengan air sampai bersih.<br />o Keringkan tangan dengan handuk atau kertas yang bersih atau tisu atau handuk katun kain sekali pakai.<br />o Matikan kran dengan kertas atau tisu.<br />o Pada cuci tangan aseptik/ bedah diikuti larangan menyentuh permukaan yang tidak steril.<br />Cuci Tangan Aseptik<br /> Cuci tangan aseptik biasanya dilakukan saat akan melakukan tindakan aseptik pada pasien atau saat akan kontak dengan penderita pada keadaan tertentu misalnya penderita dengan imunitas rendah. Persiapan dan prosedur pada cuci tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan higienis hanya saja bahan deterjen atau sabun diganti dengan antiseptik dansetelah mencuci tangan tidak boleh menyentuh bahan yang tidak steril.5<br />Cuci Tangan Bedah<br />Persiapan:5<br />o Air mengalir<br />o Sikat dan spons steril<br />o Sabun antiseptik<br />o Lap kain atau handuk steril<br />o Kuku dijaga selalu pendek dan bersihkan dengan alat berupa batang kayu kecil yang lunak<br />o Lepaskan semua perhiasan tangan.<br />Prosedur:5<br />o Nyalakan kran.<br />o Basahi tangan dan lengan bawah dengan air.<br />o Taruh sabun antiseptik di bagian telapak tangan yang telah basah. Buat busa secukupnya tanpa percikan.<br />o Sikat bagian bawah kuku dengan sikat yang lembut.<br />o Buat gerakan mencuci tangan seperti cuci tangan biasa dengan waktu lebih lama. Gosok tangan dan lengan satu per satu secara bergantian dengan gerakan melingkar.<br />o Sikat lembut hanya digunakan untuk membersihkan kuku saja bukan untuk menyikat kulit yang lain oleh karena dapat melukainya. Untuk menggosok kulit dapat digunakan spon steril sekali pakai.<br />o Proses cuci tangan bedah berlangsung selama 3 hingga 5 menit dengan prinsip sependek mungkin tapi cukup memadai untuk mengurangi jumlah bakteri yang menempel di tangan.<br />o Selama cuci tangan jaga agar letak tangan lebih tinggi dari siku agar air mengalir dari arah tangan ke wastafel.<br />o Jangan sentuh wastafel, kran atau gaun pelindung.<br />o Keringkan tangan dengan lap steril.<br />o Gosok dengan alkohol 70 % atau campuran alkohol 70 % dan klorheksidin 0,5% selama 5 menit dan keringkan kembali.<br />o Kenakan gaun pelindung dan sarung tangan steril setelah tangan betul-betul kering.<br />Cuci tangan alternatif<br />Cuci tangan alternatif merupakan cara lain yang biasanya dilakukan oleh masyarakat, berbeda dengan cuci tangan higienis ataupun aseptik yang menggunakan sabun atau antiseptik, cuci tangan alternatif bisa menggunakan bahan cuci tangan yang berbeda. Cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air, suatu cara yang sudah diketahui sejak lama, ternyata merupakan cara terbaik dalam membebaskan tangan dari kuman penyakit. Walaupun saat ini telah bermunculan berbagai produk untuk membersihkan tangan seperti gel anti bakteri dan tisu basah. Studi di delapan provinsi mendapati warga memandang praktik cuci tangan hanya dengan air sebagai praktik yang mudah dilakukan. Bagi warga, mencuci tangan dapat dilakukan di berbagai tempat, seperti kamar mandi, sumur, kran air, tempat wudhu, ladang, sawah, sampai air diam di ember atau baskom asalkan air tersedia. Bahkan, ada warga di pedesaan memiliki alternatif lain selain sabun yang dipercayai dapat membuat tangan mereka bersih setelah kotor akibat bekerja. Di Jawa dikenal bahan awu (abu) yang dipercaya sebagai bahan pengganti sabun karena kemampuan abu untuk membersihkan panci yang kehitaman karena gosong.<br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />1. Syamsudin M S. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. : PER.05/MEN/1996 <br /> Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Departemen <br /> Tenaga Kerja R.I Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan <br /> Pengawasan Ketenagakerjaan.Jakarta.1998.h. 153-194<br />2. Supari S F. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesian Nomor <br /> 432/MENKES/SK/IV/2007 Tentang Pedoman Manajemen Kesehatan dan <br /> Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia.<br /> 2007.h.1-15<br />3. www.gdl-lib@litbang.depkes.go.id.Analisis Hubungan Faktor Higiene <br /> Perseorangan dengan Kejadian Infeksi Nosokomial pada Tindakan <br /> Pemasangan Jarum Infus di RSUD Kota Cilegon.2005.PascaSarjana <br /> UI.Depok Jawa Barat.Februari 2007<br />4. Pengaruh Cara Mencuci Tangan terhadap Perubahan Jumlah Koloni Kuman<br /> Pada Paramedis di RSU Semarang (2001 – Skripsi)<br /> Oleh : Wulandari – E2a096053<br />5. Infeksi Nosokomial dan Kewaspadaan Universal.Yayasan Spiritia.Desember<br /> 2007 <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-79245011522147866152009-02-10T17:22:00.000-08:002009-04-28T05:17:34.982-07:00TRAUMA OKULI PERFORANSA. PENDAHULUAN <br /> Struktur <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/09/malaria-merupakan-penyakit-infeksi.html">bola mata</a> terbentuk cukup baik untuk melindungi mata dari trauma . Bola mata terletak pada permukaan yang dikelilingi oleh tulang-tulang yang kuat. Kelopak mata dapat menutup dengan cepat untuk mengadakan perlindungan dari benda asing, dan mata dapat mentoleransi tabrakan kecil tanpa kerusakan. Walau demikian, trauma dapat merusak mata, terkadang sangat parah dimana terjadi kehilangan penglihatan, dan lebih jauh lagi, mata harus di keluarkan. Kebanyakn trauma mata adalah ringan, namun karena luka memar yang luas pada sekeliling struktur, maka dapat terlihat lebih parah dari sebenarnya.(1)<br /><br /><span class="fullpost"><br /><br />Trauma mata sering merupakan penyebab kebutaan unilateral pada anak dan dewasa muda, kelompok usia ini mengalami sebagian besar cedera mata yang parah. Kecelakaan di rumah, kekerasan, ledakan, cedera akibat olah raga, dan kecelakaan lalulintas merupakan keadaan keadaan yang paling sering menyebabkan trauma mata.(2)<br /> Perforasi bola mata merupakan keaadaan yang gawat untuk bola mata karena pada keadaan ini kuman mudah masuk ke dalam bola mata selain dapat mengakibatkan kerusakan susunan anatomis dan fungsional jaringan intraokuler. Trauma tembus dapat berbentuk perforasi skelera, prolaps badan kaca maupun prolaps badan siliar.(3)<br /><br />B. INSIDENS<br /> Terdapat sekitar 2,4 juta okuler dan orbita di Amerika serikat setiap tahunnya, dimana 20.000 sampai 68.0000dengan trauma yang mengamcam penglihatan dan 40.000 ornag menderita kehilangan penglihatan yang signitifikan setiap tahunnya. Hal ini hanya di dahului oleh katarak sebagai penyebab kerusakan penglihatan Di AS dan trauma merupakan penyebab paling banyak dari kebutaan unilateral.(5)<br /> United States Eye Injury Registry (USEIR) merupakan sumber informasi epidemiologi yang digunakan secara umum di AS. Menurut data dari USEIR, rata-rata umur orang yang terkena trauma okuli perforans adalah 29 tahun, dan laki-laki lebih sering terkena di banding dengan perempuan. Menurut studi epidemiologi international, kebanyakan orang yang terkana trauma okuli perforans adalah laki-laki umur 25 sampai 30 tahun, sering mnegkonsumsi alcohol, trauma terjadi di rumah. Selain itu cedera akibat olah raga dan kekerasan merupakan keadaan yang paling sering menyebabkan trauma.5<br /> Pada studi yang lain, di simpulkan bahwa olahraga dihubungkan dengan trauma pada pemakai kacamata umumnya terjadi pada usia di bawah 18 tahun dan jatuh dihubungkan dengan trauma pada pemakai kaca mata umumnya terjadi pada usia 65 tahun atau lebih. Meskipun kacamata dihubungkan dengan trauma yang terjadi, resep kacamata dan non resep kacamata hitam telah ditemukan untuk memberikan perlingdungan yang menghasilkan insidens yang rendah pada trauma serius mata bagi penggunannya.(6)<br /><br />C. ANATOMI BOLA MATA (2,3,7)<br />Bola mata orang dewasa memiliki bentuk yang hampir bulat, dengan diameter anteroposterior sekitar 24,5 mm.(2)<br />Konjungtiva adalah membrane mukosa yang transparan dan tipis. Knjungtiva dapat dibagi dalam 3 zona gegrafis : palpepra, forniks dan bulbar. Bagian bulbar mulai dari mukokutaneus jungtion dari kelopk mata dan melindunginya pada pemukaan dalam. Bagian ini melekat erat pada tarsus. Konjungtiva bulbaris melekat longgar ke septum orbikulare di fornices dan melipat berkali-kali, sehingga memungkinkan bola mata bergerak dan memperbesar permukaan konjungtiva sekretorik sekretorik. Kecuali di limbus, konjungtiva bulbaris melekat longgar ke kapsul tenon dan skelera dibawahnya.<br /> Sklera adalah pembungkus fibrosa yang menjadi pelindung dari sekitar 4/5 permukaan mata. Jaringan ini kontras dengan kornea yang transparan, dimana skelera padat dan putih serta bersambung dengan kornea di sebelah anterior dan dura meter optikus di belakang. Insersi skelera pada otot rektus sangat tipis yaitu skitar 0,3 mm dan bertambah 1 mm ketebalannya di posterior. Skelera menjadi tipis dan berjalan melingtang pada lamina kribrosa, dimnana akson dari sel ganglion keluar untuk membentuk nervus optic. Nutrisi sklelera lewat pembuluh darah dipasok oleh episkelera yaitu lapisan tipis dari jaringan elastic halus yang membungkus permukaan luar skleera anterior.<br /> Kornea menmpati pertengahan dari rongga bola mata anterior yang terletak diantara sklerea. Kornea sendiri merupakan lapisan avaskuler dan menjadi salah satu medi refraksi ( bersama dengan humor aquous membentuk lensa positif sebesar 43 dioptri). Kornea memiliki permukaan posterior lebih cembung daripada anterior sehingga rata mempunyai ketebalan sekitar 11,5 mm (untuk orang dewasa). Kornea memiliki lima lapisan yang berbeda dari anterior ke posteror, yaitu : epitel, membranan Bowman, stroma, membrane Descman dan endotel. Kornea mendapat suplai makan dari humor aqous, pembuluh-pembulh darah sekitar limbus dan air mata. Trasparansi kornea oleh strukturnya yang seragan, avaskularitasnya dan deturgenisnya.<br /> Lapisan setelah kornea adalah Uvea. JAringan uvea merupakan jaringan vascular. Jaringan sclera dan uvea dibatas oleh ruang yang potensila mudah dimasuki darah bila terjadi perdarahn pada ruda paksa yang disebut perdarah suprakoroid.<br /> Jaringan uvea ini terdiri dari iris, badan siliar (terletak pada uvea anterior) dan koroid (erletak pada uvea posteror). Pada iris didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola mat. Otot dilatator dipersarafi oleh parasimpatis, sedang sfingter iris dan otot siliar dipersarafi oleh simpatis. Tot siliar yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lense untuk kebutuhan akomodasi.<br /> Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan bilik mata (akuoas humor) yang dikeluarkan melalui trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sclera.<br /> Lensa adalah suatu struktur bikonveks, avaskular tak berwarna dan hamper transparan. Tebalnya sekitar 4 mm dan diametarnya 9 mm. Lensa terletak di belakang pupil yang dipengang di daerah ekuator pada badan siliar melalui Zonula Zinni. Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah, atau saraf di lensa.<br /> Lensa mata mempunyai peranan pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan di daerah macula lutea.<br /> Retina merupakan selembar tipis jaringan saraf yang semi transparan. Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel berpigmen retina, sehingga juga bertumouk dengan membrana Bruch koroid dan sclera. Di sebahagian besar tempat, retina dan epiteliaum pigmen retina mudah terpisah sehingga membentuk suatu ruang subretina, seperti yang terjadi pada ablasio retina.<br /> Terdapat enam otot pengerak bola mata dan terdapat kelenjar lakrimal yang terletak di daerah tempral atas di dalam rongga orbaita.<br /><br /><br />D. PATOFISIOLOGI<br /> Terdapat empat mekanisme yang menyebabkan terjadi trauma okuli yaitu coup, countercoup, equatorial, dan global reposititioning. Cuop adalah kekuatan yang disebabkan langsung oleh trauma. Countercoup merupakan gelombang getaran yang diberikan oleh cuop, dan diteruskan melalui okuler dan struktur orbuta. Akibat dari trauma ini, bagian equator dari bola mta cenderung mengambang dan merupah arsitektur dari okuli normal. Pada akhirnya, bola mata akan kembali ke bentuk normalnya, akan tetapi hal ini tidak selalu seprti yang diharapkan.(4)<br /> Trauma mata yang sering adalah yang mengenai kornea dan permukaan luar bola mata (konjungtiva) yang disebabkan oleh benda sing. Meskipun demiian kabanyakan trauma ini adalah kecil, seperti penetrasi pada kornea dan pembetukan infeksi yang berasal dari terputusnya atau perlengketan pada kornea yang mana hal ini dapat menjadi serius.(1)<br /> Trauma tembus bola mata dapat denga atau tanpa masuknya benda sing intraocular. Trauma tembus dapat berbentuk perforasi sclera dengan prolaps badan kaca disertai dengan perdarahan badan kaca. Dapat juga perforasi sclera ini disertai dengan prolaps badan siliar.(4)<br />E. GAMBARAN KLINIS (1,2,3,4,7,8)<br /> Bila trauma disebabkan benda tajam atau benda asing masuk ke dalam bola mata , maka akan terlihat tanda-tanda bola mata tembus, seperti ;<br />- Mata merah, nyeri, fotofobia, blepharospasme dan lakrimasi<br />- Tajam penglihatan yang menurun akibat tedapatnya kekeruhan media refrakta secara langsung atau tidak langsung akibat ruma tembus tersebut<br />- Tekanan bola mata rendah akibat keluarnya cairan bola mata<br />- Bilik mata dangkal akibat perforasi kornea<br />- Bentuk dan letak pupil berubah.<br />- Terlihatnya rupture pada kornea atau sclera<br />- Adanya hifema pada bilik mata depan<br />- Terdapat jaringan yang di prolaps seperti cairan mata, irirs lensa, badan kaca atau retina<br />- <br />D. DIAGNOSIS<br /> Diagnosis trauma okuli perforans dapat di tegakkan berdasarkan anamnesis, pemerksaan fisis dan pemeriksaan penunjang jika tersedi. Pada anamnesis informasi yang di perolah dapat berupa mekanisme dan onset terjadinya trauma., bahan penyebab truma dan pekrjaan untuk mengetahui objek penyebabnya. Anamnesis harus mencakup perkiraan ketajaman penglihatan sebelum dan segera sesudah cedera. Harus di catat apakah gagnguan penglihatan bersifat prograsif lambat atau berawitan mendadak. HArus dicurigai adanya benda asing intraokuler apabila terdapat riwayat me-malu, mengasah atau kedakan. Cedera pada anak dengan riwayat yang tidak sesuai dengan cedera yang diderita, harus di curigai akan adanya penganiayaan anak. Riwayat kejadian harus diarah secara khussus pada detail terjadinya trauma, riwayat pembedahan okuler sebelumnya, riwayat penyakit, pengobatan sebelumnnya dan elergi.(2,5)<br /> Pemeriksaan fisik dilakukan secara hatihati dan manipulasi sedapat mungkin diminimalisir. Pemeriksaan fisik dimulai dengan pengukuran dan pencatatan ketajaman penglihatan. Apabila ganguan penglihatannya parah, maka periksa proyeksi cahaya, diskriminasi dua titik, dan adanya defek pupil eferan. Periksa motilitas mata dan sensasi kulit perorbita dan lakukan palpasi untuk mencari defek pada bagian tepi tulang orbita. Pada pemeriksaan kornea dan konjungtiva bila luka tidak menyebankan rupture bola mata, maka dilakukan eversi kelopak mata untuk mengetahui lokasi benda tersebut sejelas-jelasnya. Kedalaman dan kejernihan kamera anterior dicatat. Ukuran bentuk dan reaksi terhadap cahaya dari pupil harus dibandingkan dengan mata yang lain untuk memastikan apakah terdapat defek pupil di mata yang cedera.(2,5,8)<br /> Pemiriksaan slit lamp juga dapat dilakukan untuk melihat kedalam cedera di segmen anterior bola mata. Tes fluoresisn dapat digunakan untuk mewarnai kornea, sehingga cedera kelihatan dengan jelas. Pemeriksaan tonometri perlu dilakukan untuk mnegetahui tekanan bola mata. Pemeriksaan fundus yang di dilatasikan dengan oftalmoskop indirek penting untuk dilakukan untuk mengetahui adanya benda asing intraokuler. Bila benda asing yang masuk cukup dalam, dapat dilakukan tes seidel untuk mengetahui adanya cairan yang keluar dari mata. Tes ini dilakukan dengan cara memberi anestesi pada mata yang akan di periksa, kemusian diuji pada strip fluorescein steril. Penguji menggunakan slit lamp dengan filter kobalt biru, sehingga akan terlihat perubahan warna strip akibat perubahan pH bila ada pengeluaran cairan mata.<br /> Pemeriksaan Ct0scan dan USG B-Scan digunakan untuk mengetahui posisi benda asing. MRI kontraindikasi untuk kecurigaan trauma akibat benda logam. Electroretinography (ERG) berguna untuk mengetahui ada tidaknya degenarasi pada retina dan sering digunakan pada pasien yang tidak berkomunikasi dengan pemeriksa.(2,5,9)<br /> Bila dalaminspeksi terlihat rupture bola mata , atau adanya kecenderungan rupture bola mata, maka tidak dilakukan pemeriksaan lagi. Mata dilindungi dengan pelingdung tanpa bebat, kemudian dirujuk ke se spesialis mata. Dokumentasi foto bermanfaat untuk tujuan-tujuan medikolegal pada semua kasus trauma eksternal.(2,5,8)<br /><br />G. PENATALAKSANAAN<br /> Keadaan trauma tembus pada mata merupakan hal yang gwat darurat dan harus segera mendapat perawatan khusus karena dapat menimbulkan bahaya seperti(3) :<br />- Infeksi<br />- Siderosis, kalkosis dan oftalmika simpatika<br />Pada setiap timdakan bertujuan untuk :<br />- Mempertahan bola mata<br />- Mempertahankan penglihatan<br />Pada setipa keadaan , harus dilakukan usaha untuk mempertahankan bola mata bila <br />masih terdapat kempuan melihat sinar atau ada proyeksi penglihatan. Bila terdapat benda asing, maka sebaiknya dilakukan usaha untuk mengeluarkan banda asing tersebut.<br />Penatalaksanaan pasien dengan trauma okuli perforans adalah :<br />1. Penata laksanaan sebelum tiba di rumah sakit (3,4,5,8,10) :<br />- Mata tidak bolah dibebat dan diberikan perlindungan tanpa kontak<br />- Tidak boleh dilakukan menipulasi yang berlebihan dan penekanan bola mata<br />- Benda asing tidak boleh dikeluarkan tanpa pemeriksaan lanjutan<br />- Sebaiknya pasien di puasakan untuk mnegantisipasi tindakan operasi<br />2. Penatalaksanaan di rumah sakit (4,5,12) :<br />- Pemberian antibiotic spectrum luas<br />- Pemberian obat sedasi,antiemetik, dan analgetik sesuai indikasi<br />- Pemberian toksoid tetanus sesuai indikasi<br />- Pengangkatan benda asing di kornea, konjungtiva atau intraokuler (bila bila mata intak)<br />- Tindakan pembedahan /penjahitan sesuai dengan kausa dan jenis cedera.<br /><br />H. KOMPLIKASI(2,3,11,12)<br /> Komplikasi yang ditentukan setelah trauma okuli perforans :<br />- Infeksi : endoftalmitis, panoftalmitis<br />- Katarak traumatic<br />- Galukoma sekunder<br />- Oftalmika simpatika<br /><br />I. PROGNOSIS<br /> Prognosis trauma okuli perforans bergantung pada banyak factor, seperti (3) :<br />- Besarnya luka tembus, makin kecil makin baik<br />- Tempat luka pada bola mata<br />- Bentuk trauma apakah dengan atau tanpa benda asing<br />- Benda asing megnetik atau non megnetik<br />- Dalamnya luka tembus, apakahvtumpul atau luka ganda<br />- Sudah terdapat penyulit akibat luka tembus<br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br />1. Eye Injury-Ocular Trauma Aviabel from http://www.losangeleyeinjury.com accesed : 24 february 2008<br />2. Vaughan D. Oftalmologi Umum, Edisi 14. Jakarta : Wdya Medika ; 1999. hal :382-83<br />3. ILyas S. Ilmu Penyakit Mata edisi 3. Jkarta ; FK-UI ; 1998. Hal ; 200-11<br />4. Rapon JM. Ocular Trauma Management For The Primary Care Provider. Avilable from http://.opt.pacificu.edu//cc/catalog/10310-SD/triage.htm. Accesed ; 24 february 2008.<br />5. NAradzay JFX. Corneal Laceration. Emedicine [online]. Avilable from http://www.emedicine.com/EMERG.topic114.htm. Accesed : 24 february 2008<br />6. Eye Injury Avilable from http://en.wikipedia.org/wiki/eye_injury. Acccesed : 24 february 2008<br />7. Leisegang TJ, Slento GL. Fundamental and Principles of Optmaology. In Basic and clinical Science Cours. International Ophtalmology. Section 2. USA; AAO; 2002-223 ; p. 30-70<br />8. Loewenstein JI, Lee S. Ophtalmology: Just the fact. New york : Mc Graw-Hill : 2004; p. 109-23<br />9. Diagnostic Technique in The Evaluation of Ocular Trauma. Available from http://www/medscape.com/viewarticle/560880_6 . accesed 24 february 2208<br />10. Webb LA, Kanski JJ. Trauma. In : Manual of Eye Emergencies; Diagnosis and Managemnet England: Butterworth Heinemann; 2004; p. 112-131<br />11. Mullrooney BC. Traumatic Catarak. Emedicine [Online]. Available from http://www.emedicine.com/oph/topic52htm. Accesed; 24 february 2008<br />12. Hariyanto J. Ophtalmica Syampatica. Avilable from http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/53_13_OphtalmicaSyampatica.pdf/53_13_OphtalmicaSyampatica.html. Accesed : 24 february 2008.<br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-88875989148688802312008-09-03T14:09:00.000-07:002009-04-28T05:21:48.562-07:00Merdeka itu Mati<a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/09/pielonefritis-kronik.html">Merdeka</a> itu mati...<br />Mematikan semua pikiran-pikiran kerdil<br />Pikiran-pikiran yang pragmatis, tidak visioner<br />Pikiran-pikiran yang negatif<br />Merdeka itu mati...<br />Mematikan semua perasaan pengecut<br />Perasaan terbatas<br />Perasaan tertindas<br />Merdeka itu mati...<br />Mematikan semua bentuk penjajahan<br />Bentuk-bentuk penindasan <br />Bentuk-bentuk perampokan<br />Merdeka itu hidup...<br />Hidup dengan pikiran yang liar, namun tetap intelek<br />Hidup dengan perasaan bebas, namun bertanggungjawab<br />Hidup dengan perjuangan, melawan ketidakadilan!<br /><br /> <br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-32715112221089281952008-06-05T10:46:00.000-07:002009-04-28T05:25:30.004-07:00Mahasiswa dan Pembangunan KesehatanBerbicara tentang <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/06/kanker-payudara.html">pembangunan kesehatan</a>, maka terlebih dahulu kita mesti mengerti apa tujuan sebenarnya dari pembangunan kesehatan tersebut. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.<br /> Dasar fundamental dari pembangunan kesehatan ini adalah dasar moral, yaitu prikemanusiaan yang berdasarkan ke Tuhanan Yang Maha Esa. Beberapa hal mendasar lainnya yang mesti diperhatikan dalam pembangunan kesehatan, antara lain, pemberdayaan dan kemandirian setiap orang dan masyarakat; pengutamaan upaya dengan pendekatan pemeliharaan; adil dan merata, setiap orang mempunyai hak yang sama<br />Adapun empat strategi utama dalam pembangunan kesehatan, yakni: <br />1. Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat; <br />2. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas; <br />3. Meningkatkan system surveilans, monitoring dan informasi kesehatan; dan.<br />4. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.<br /><br /> Mahasiswa sebagai agent of change dan agent of social control, memiliki tanggungjawab intelektual dalam mewujudkan masyarakat yang adil makmur. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang dicita-citakan tersebut, derajat kesehatan yang setinggi-tingginya untuk setiap orang dan masyarakat mesti terpenuhi. Hal ini menjadi alasan mengapa sehingga mahasiswa harus ikut andil dalam pembangunan kesehatan. Tanggungjawab ini tentunya akan lebih besar lagi bagi mereka yang dalam kehidupan akademisnya berkutat dengan masalah kesehatan.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Beberapa peran yang dapat dilakukan mahasiswa sebagai anggota masyarakat dalam pembangunan kesehatan antara lain, ikut memberikan pelayanan kesehatan, ikut memberikan advokasi untuk kesehatan, serta ikut mengawasi pelayanan masyarakat dengan menggunakan potensi yang dimilikinya.<br />Namun akhirnya perlu diingat bahwa berbicara masalah kesehatan tidak hanya akan bisa diselesaikan tersendiri karena kesehatan sangat dipengaruhi oleh hal-hal lainnya seperti pendidikan, politik, ekonomi, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, hal yang mutlak dilakukan untuk melakukan pembangunan kesehatan adalah setiap stakeholder harus melihat permasalahan kesehatan secara holistik tidak partikulir. <br /><br /><br /><br /></span><span style="font-weight:bold;"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-75299522831743114372008-06-04T04:59:00.000-07:002008-06-04T05:01:19.137-07:00Sebuah Renungan Ayat...“ Maka ketahuilah bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.” (Q.S. Muhammad:19)<br /> Dalam ayat di atas terdapat kata kerja perintah . Pertanda kita diwajibkan untuk melakukannya, yaitu untuk mengetahui-Nya. Banyak sekali ayat-ayat walaupun secara implisit yang menyuruh kita mengetahui Sang Pencipta Yang Agung. Begitu juga dalam hadits-hadits Nabi.<br /> Walhasil, kita diwajibkan mengenal Allah dan sifat-sifat-Nya, seperti Maha Kuasa dan Bijaksana-Nya, Maha Melihat dan Mendengar-Nya, Maha Kaya dan Terpuji-Nya, dan lain-lain dari sifat-sifat Mulia-Nya.<br /> Hikmah mengetahui-Nya tampak ketika manusia harus berdiri tegar menghadapi kompleksitas hidup. Karena sebagaimana maklum, kehidupan adalah tempat berlaga bagi manusia, tempat berprestasi dan berpacu menuju kesempurnaan insani.<br /> Kemudian, hikmah lain dari mengetahui-Nya adalah dapat menjadikan kita merasa penuh keyakinan dan kemantapan dalam mengabdi kepada Sang Pencipta Agung. Kekhusyukan, yang menjadi salah satu penentu diterimanya suatu amalan pengabdian, akan selalu tertanam dalam diri. <br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-18671748875213366232008-06-04T04:00:00.000-07:002009-04-28T05:32:05.621-07:00Dokter Sebagai Sosok Profesional-Cendekia,“Selamat datang di komunitas Manusia Setengah Dewa!”. Ini adalah sebuah pernyataan yang pernah di gunakan dalam sambutan pembukaan acara pengkaderan mahasiswa Fakultas Kedokteran UNHAS. Tidak bisa dipungkiri, pernyataan ini membuat mahasiswa baru yang mendengarnya kemudian dihinggapi rasa bangga yang sangat besar mengingat akan menjadi seperti apa mereka nantinya. Akan tetapi, seperti itukah keadaan yang sebenarnya dari komunitas dokter saat ini?<br /> Membahas mengenai <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/02/di-sebuah-kamar.html">peran dokter</a>, ada baiknya untuk melihat bagaimana sejarah lahirnya dokter. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada awal peradaban dimulai, semua kejadian dikaitkan dengan fenomena spiritual dan dikaitkan dengan dewa-dewa. Inipun terjadi di masa Yunani kuno yang merupakan tempat lahirnya kedokteran barat yang kita kenal saat ini. Mereka mempercayai adanya dewi yang merawat dan menyembuhkan penyakit, yaitu dewi Hygea dan Panakeia yang merupakan putri dewa kesehatan, dewa Aesclepius. Para pendeta kuil menjadi orang-orang yang dianggap perantara dan bertugas menangani kesehatan semua orang. Hingga pada suatu saat ada orang-orang yang menyebut diri mereka Asclepiad (putra Asclepius) yang membantu menyembuhkan orang-orang sakit. Asclepiad ini merupakan cikal bakal dari dokter-dokter masa kini. Asclepiad membentuk serikat kerja medis yang mendorong lahirnya suatu bentuk ilmu kedokteran yang didasarkan atas pengetahuan empiris. Salah seorang Asclepiad yang sangat terkenal dan dianggap sebagai peletak dasar ilmu kedokteran modern yaitu Hippocrates, bahkan dianggap sebagai bapak kedokteran.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br /> Berdasarkan sejarah kedokteran barat tersebut, didapatkan bahwa sejak dulu dokter memiliki peran untuk menyembuhkan individu-individu yang sakit melalui pendekatan empiris bahwa seseorang sakit dikarenakan faktor alamiah komponen tubuh. Hal ini menciptakan parameter dokter yang hebat dan berhasil adalah dokter yang spesialistis dan mengetahui segala hal mengenai komponen-komponen pembentuk tubuh.<br /> Meskipun demikian, perlu diingat bahwa sejak dulu di dunia timur pun ada orang-orang yang mendedikasikan hidup mereka untuk menjaga kesehatan orang lain. Akan tetapi, paradigma yang digunakan berbeda dengan ilmu kedokteran barat. Di dunia timur yang diwakili oleh kedokteran Cina klasik, berakar pada tradisi-tradisi shamanistik dan dibentuk oleh Taoisme dan Confusionisme, dua aliran filsafat utama zaman klasik. Taoisme sangat menekankan cara berpikir korelatif dan dinamis. Individu yang sehat merupakan bagian integral dari tatanan besar yang terpola, dan penyakit merupakan ketidakserasian pada tingkat individual dan sosial. Begitupula dengan pandangan Confusionisme, dimana sistemnya hanya berkaitan dengan pemeliharaan tatanan sosial. Menurut pandangan Confusionisme, penyakit dapat muncul dari penyesuaian yang tidak memadai pada aturan-aturan dan adat kebiasaan masyarakat, dan satu-satunya cara bagi individu untuk sembuh adalah mengubah dirinya untuk menyesuaikan dengan tatanan sosial yang ada. Berdasarkan paradigma ini, dokter yang hebat adalah yang bijaksana dalam memperbaiki sinergisitas seorang individu dalam tatanan sosial maupun alam. Sikap ini telah mendarah daging dalam kebudayaan Asia Timur hingga kini, dan masih mendasari terapi medis modern baik di Cina maupun Jepang. <br /> Apapun paradigma yang digunakan, baik itu paradigma barat ataupun timur, walaupun menggunakan pendekatan yang berbeda, semuanya bertujuan untuk menciptakan kesehatan bagi individu. Namun, akan sangat bijaksana bila dapat menggunakaan kedua paradigma ini agar dapat saling melengkapi mengingat bahwa seorang manusia sangatlah kompleks. Melihat kesehatan individu harus secara holistik tidak partikulir. Manusia selain memiliki fisik, dia juga memiliki mental dan niscaya berperan sebagai makhluk sosial.<br /> <br />Seorang dokter secara profesional haruslah berperan dalam mewujudkan kesehatan dalam arti sesungguhnya yaitu bukan hanya membebaskan orang dari penyakit akan tetapi membuat seseorang berada dalam keadaan sejahtera baik secara fisik, mental, dan sosial, yang memungkinkan dia untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.<br /> Selain peran profesi, dokter sebagai sosok cendekia harus menunjukkan peran intelektualitasnya. Mereka bukan hanya menjadi agen pengobatan (agent of treatment), tetapi juga menjadi pelaku pengubah (agent of change), dan pelaku signifikan dalam pembangunan (agent of development). <br /> Sejarah kebangkitan bangsa Indonesia mencatat nama para dokter yang mampu menjalankan peran-perannya tersebut. Fakta sejarah membuktikan bahwa pada proses pembentukan negara Indonesia, figur-figur dokterlah yang membangun fondasi dengan semangat nasionalisme dan kesadaran berbangsa. Ini sangat erat kaitannya dengan proses pendidikan dan sumpah serta etika yang harus dipatuhinya sebagai seorang dokter.<br /> Dokter dituntut menjadi figur yang dalam pengabdiannya, tidak mengenal agama, suku, ras, ataupun politik kepartaian. Artinya, kehidupan sehari-harinya sarat dengan nilai kesetaraan. Inilah yang membuat mereka saat itu merasakan ketertindasan akibat para penjajah yang membuat tumbuhnya rasa kebangsaan yang berujung pada semangat nasionalisme. <br /> Tidak mengherankan bila pada periode 1908, dokterlah yang menjadi kelompok pertama yang memiliki semangat nasionalisme. Inilah yang menjadi dasar timbulnya semangat kebangkitan nasional. Saat itu, Dr. Wahidin Sudirohusodo (penggagas berdirinya Budi Utomo) merasa perlu adanya organisasi yang bisa memajukan pendidikan dan mengangkat harkat dan martabat bangsa Indonesia.<br /> Akhirnya pada tanggal 20 Mei 1908, gagasan ini berhasil diwujudkan oleh mahasiswa kedokteran, yaitu Sutomo dan teman-teman mitra profesi lainnya. Organisasi yang dibentuk ini bernama Budi Utomo, dan hari tersebut akhirnya ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional karena pembentukan organisasi ini menandai awal kebangkitan bangsa yang bertujuan untuk mencapai kehidupan berbangsa yang terhormat.<br /> Peran dokter sebagai sosok cendekia tidak berakhir hanya sampai disitu, tetapi tetap berlanjut baik pada masa kependudukan tentara Jepang, fase perang kemerdekaan, dan masa mempertahankan kemerdekaan. <br /> Sebuah kenangan yang indah melihat sejarah perjuangan bangsa yang diwarnai oleh peran para dokter dalam konteks kebangsaan. Namun sangat disayangkan apabila bercermin pada kondisi riil saat ini, dimana banyak dokter yang tidak menangkap spirit ini. Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini hal yang melekat pada profesi kedokteran adalah kemewahan hidup. Pandangan dunia Materisalisme telah merasuk dalam bidang profesi ini. Kebanyakan dokter yang ada telah menjadi kaum kapitalis yang memperdagangkan jasa demi keuntungan pribadi semata. Jangankan berbicara tentang bangsa, melihat ketimpangan sosial disekitarnya saja sangat susah.<br /> Selain karena atmosfir kehidupan yang secara global memang diwarnai dengan kapitalisme, ini diperparah dengan masuknya budaya kapitalisme tersebut ke dalam ruang-ruang pendidikan. Padahal pendidikan merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter. Oleh karena itu, untuk kembali memunculkan karakter dokter yang ideal, diperlukan sebuah sistem pendidikan yang jauh dari kapitalisme dan bisa mendekatkan mahasiswanya dengan rakyat jelata seperti yang dilakukan para dokter masa lalu sehingga mereka bisa peka dan mengerti tentang penderitaan rakyat banyak.<br /> Pelajaran yang berharga bisa diambil dari sejarah kelam bangsa Jepang saat terjadinya pemboman Hiroshima dan Nagashaki, dimana saat terjadi pemboman tersebut, pertanyaan pertama yang diajukan Kaisar Jepang bukan tentang berapa kerusakan gedung, kerugian materil, ataupun kerusakan peralatan tempur, melainkan berapa jumlah guru yang selamat. Ini membuktikan perhatiannya yang sangat besar terhadap pendidikan dan akhirnya terbuktikan bahwa dengan singkat Jepang bisa kembali bersaing dengan negara-negara maju lainnya.<br /> Oleh karena itu, untuk memaksimalkan peran dokter dalam memajukan bangsa ini, diperlukan pembentukan karakter dokter yang kuat, dimana mereka dididik bukan hanya menjadi sosok profesional tetapi juga menjadi sosok cendikia dengan tidak melupakan sejarah kepahlawanan para dokter masa lalu, dimana spirit mereka harus tetap bisa dimiliki oleh dokter-dokter masa sekarang sehingga peran dokter untuk kemajuan bangsa bukan hanya menjadi kenangan atau harapan tetapi dapat terejawantahkan dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air.<br /><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-68981334743994004422008-02-26T08:39:00.000-08:002009-04-28T05:32:32.758-07:00Di sebuah kamarDi sebuah rumah sakit, di salah satu sudut <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/02/kegawatdaruratan-psikiatrik.html">kamar</a> rawat-inap ada<br />dua orang lelaki yang menderita sakit cukup parah, kedua orang<br />tersebut hanya dipisahkan oleh pembatas tipis, sehingga mereka<br />berdua bisa bercakap-cakap walau tidak bisa melihat satu dengan<br />yang lain<br /><br />Salah seorang lelaki setiap 1 jam dalam sehari diizinkan duduk<br />di dekat jendela, untuk membantu melonggarkan pernafasannya,<br />sedangnya lelaki yang satu lagi tidak bisa bangun karena<br />beberapa bagian tulang patah dan luka dalam yang cukup parah<br />mengharuskan ia terus terbaring.<br /><br />Pada permulaannya mereka bercakap-cakap, tentang pekerjaan,<br />keluarga, kegemaran dan membicarakan apapun agar mereka tidak<br />bosan.<br /><br />Kemudian setiap siang, lelaki yang diizinkan duduk, menghadap<br />jendela dan selalu bercerita apa saja yang bisa ia lihat di luar<br />melalui satu-satunya jendela yang ada di ruang rawat-inap mereka<br />tersebut.<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />Nampak dari jendela taman dengan kolam yang bersih dan luas<br />dengan beberapa bebek di sekitarnya, ada beberapa anak-anak<br />bermain kapal-kapalan, beberapa remaja bergandengan tangan, ada<br />juga orang-orang tua yang nampak bercakap-cakap dan membaca<br />buku di kursi-kursi sekitar taman.<br /><br />Lelaki yang terbaring hanya mendengar dengan seksama dan<br />sesedikit berkomentar untuk meramaikan suasana, kadang gelak<br />tawa muncul dari dua orang yang sudah bosan dirawat terus menerus<br />tersebut.<br /><br />Suatu siang, terdengar parade band yang begitu jelas, riuh rendah,<br />lelaki yang diizinkan duduk segera menghadap jendela dan bercerita<br />begitu detilnya kepada temannya yang terbaring, sementara lelaki<br />yang terbaring dengan gembira menyimak apa yang diceritakan<br />temannya tersebut.<br /><br />Hari berlalu, di suatu pagi, beberapa petugas rumah sakit masuk<br />ke ruangan tersebut masuk lebih banyak daripada hari biasa,<br />suara-suara roda ranjang yang didorong nampak jelas, beberapa<br />saat kemudian keadaan sepi lagi, hanya ada seorang perawat yang<br />seperti biasa membantu mengganti perban lelaki yang terbaring.<br /><br />Perawat itu mengatakan sudah saatnya perban disekitar muka lelaki<br />yang terbaring bisa dibuka dan bisa bertukar tempat karena ranjang<br />yang satu lagi telah kosong, lelaki selalu terbaring begitu gembira,<br />karena dengan begitu ia bisa melihat lagi, tidak perlu mendengar<br />cerita dari temannya.<br /><br />Begitu ia bisa melihat dekat jendela, ia terkejut, karena hanya<br />cahaya siang dan tembok saja yang nampak dihadapan jendela, ia<br />lalu berkeluh kesah bahwa selama ini ia dibohongi oleh teman<br />sekamarnya.<br /><br />Perawat itu hanya tersenyum dan mengatakan, " mungkin dia hanya<br />ingin membuat anda gembira dan bersemangat, teman kamar anda itu<br />buta sejak ia dirawat di kamar ini dan sudah meninggal pagi tadi".<br /><br />Moral yang bisa diambil dari kisah ini:<br /><br />Adalah harta dan kebahagiaan yang tak ternilai harganya jika kita<br />bisa membuat orang bahagia meskipun kita juga sedang dilanda<br />kesedihan.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"></span><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-50391825576673699042008-02-26T08:30:00.000-08:002009-04-28T05:33:31.384-07:00Landasan dan Kerangka BerpikirDalam benak/pikiran <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/06/sebuah-renungan-ayat.html">manusia</a> terdapat sejumlah gagasan-gagasan baik yang bersifat tunggal (seperti gagasan kita tentang Tuhan, Dewa, malaikat, surga, neraka, kuda, batu, putih, gunung dan lain-lain) maupun majemuk (seperti gagasan kita tentang Tuhan Pengasih, Dewa Perusak, Malaikat pembawa wahyu, kuda putih, gunung batu dan lain-lain). Bentuk pengetahuan-pengetahuan ini disebut pengetahuan tasawwur (konsepsi). Seluruh bentuk-bentuk proposisi keyakinan atau kepercayaan apapun pada awalnya hanyalah merupakan bentuk konsepsi sederhana ini. Mengapa bisa demikian? Hal ini karena adalah mustahil seseorang dapat meyakini atau menpercayai sesuatu jika sesuatu itu pada awalnya bukan merupakan sebuah konsepsi baginya.<span class="fullpost"><br /><br /><br />Tetapi pengetahuan tasawwur (Konsepsi) sebagaimana telah diketahui hanyalah merupakan gagasan-gagasan sederhana yang di dalamnya belum ada penilaian maka itu ia dapat saja benar atau salah. Oleh karenanya seseorang tidak diperkenankan untuk merasa puas hanya dengan pengetahuan konsepsi. tetapi ia harus melangkah untuk mendapatkan pengetahuan yang bersifat yakin yaitu pengetahuan-pengetahuan tasdhiqi. Dalam artian bahwa ia harus melakukan suatu proses penilaian terhadap setiap gagasan-gagasan (baik tunggal maupun majemuk) atau konsepsinya itu agar dapat diyakini. Lantas, pertanyaannya adalah apa landasan pokok penilaian kita di dalam menilai seluruh gagasan-gagasan kita yang mana kebenarannya mestilah bersifat mutlak dan pasti? Dalam kanca perdebatan filosofis ketika para pemikir mencoba menjawab hal pokok ini terbentuklah tiga mazhab berdasarkan doktrinnya masing-masing. Ketiga mazhab itu adalah pertama, mazhab ‘metafisika Islam’ dengan doktrin aqliahnya, kedua, mazhab emperisme dengan doktrin emperikalnya dan ketiga, mazhab skriptualisme dengan doktrin tekstualnya. Metafisika Islam dalam hal ini menjadikan prima principia dan kausalitas serta metode deduktif sebagai kerangka berfikirnya. Adapun mazhab emperisme menjadikan pengalaman inderawi atau eksperimen sebagai landasan dalam menilai segala sesuatu dimana induktif sebagai kerangka berfikirnya. Sementara mazhab skriptualisme menjadikan teks-teks kitab suci sebagai landasan dalam menilai segala sesuatu serta tekstual dalam kerangka berfikirnya. <br />Mazhab kedua (empirisme) menolak seluruh bentuk landasan dan kerangka berfikir kedua mazhab yang lain. Begitu pula bagi mazhab ketiga (skriptualisme), mereka skeptis terhadap landasan dan kerangka berfikir kedua mazhab yang lain. Adapun bagi mazhab pertama (metafisika Islam), mereka tidak menolak sumbangsih-informasi dari teks-teks kitab suci dan pengalaman inderawi atau eksperimen yang dijadikan landasan berfikir bagi kedua mazhab yang lain tetapi yang ditolaknya adalah bila keduanya (pengalaman dan teks-teks kitab) itu merupakan landasan atau kriteria dasar dalam setiap penilaian hal-hal ilmiah filosofis maupun teologis. <br />Bagi mazhab pertama (‘metafisika Islam’) pengalaman inderawi atau data eksperimen merupakan informasi-informasi yang sangat perlu dalam upaya kita mengetahui aspek sekunder dari alam materi. Atau dengan kata lain data eksperimen atau pengalaman inderwi sangatlah dibutuhkan bila obyek pembahasan kita adalah khusus mengenai hal-hal yang sebagian bersifat ilmiah dan sebagian lagi bersifat filosofis. Adapun teks-teks kitab suci sangatlah dibutuhkan dalam upaya kita mengetahuai aspek sekunder dari keadaan-keadaan (kondisi objektif) seperti alam gaib, akhirat, kehendak-kehendak suci Tuhan atau dengan kata lain jika obyek pembahasan kita berkenaan dengan sebagian dari obyek filosofis (metafisika dan teologi) yang dalam hal ini pengalaman inderawi atau eksperimen tak dibutuhkan sama sekali. Karena itu dalam kerangka berfikir Islam, kedua data di atas (data pengalaman inderawi atau eksperimen dan teks-teks kitab suci) merupakan premis-premis minor dalam sistematika deduktif. Pada akhirnya tak dapat diingkari bahwa dari mazhab metafisika Islam yang berlandaskan prima principia dan hukum objektif kausalitas serta kerangka deduktifnya merupakan satu-satunya landasan berfikir di dalam menilai segala sesuatu. Tanpa pengetahuan dasar tersebut mustahil ada pengetahuan tasawwur (konsepsi) maupun tasdhiq (assent) apapun. Tak dapat dibayangkan apa yang terjadi bila doktrin dari metafisika Islam ini bukan merupakan watak wujud (realitas objektif) yang mengatur segala sesuatu termasuk pikiran? Maka kebenaran dapat menjadi sama dengan kesalahannya, bahwa setiap peristiwa dapat terjadi tanpa ada sebabnya. Bila demikian adanya maka tentu meniscayakan mustahilnya penilaian. Mengapa demikian? Karena watak penilaian adalah ingin diketahuinya “sesuatu itu (konsepsi) apakah ia benar atau salah” atau ingin diketahuinya “mengapa dan kenapa sesuatu itu dapat terjadi”. Artinya, jika pengetahuan dasar tersebut bukan merupakan watak dan hukum realitas yang mengatur segala sesuatu termasuk pikiran maka seluruh bangunan pengetahuan manusia baik di bidang ilmiah, filosofis dan teologi menjadi runtuh dan tak bermakna.<br />Man tamanthaqa faqad fazandaqa" , demikian ungkapan terkenal dari tokoh besar di dunia Islam, Ibn Taimiyyah. Arti harfiahnya kira-kira adalah, "Barang siapa menggunakan logika maka ia telah kafir." Apakah sikap seperti ini dapat dibenarkan? Ataukah memang mutlak salah? Apa implikasi jika sikap seperti ini dibenarkan? Dan apa pula konsekuensinya jika ia mutlak salah? Ataukah sikap seperti ini relatif, bisa benar sekaligus bisa salah secara bersamaan atau secara fuzzy ? Dan apa-kah konsekuensinya jika kebenaran sikap seperti ini fuzzy atau relatif? Logika adalah kaidah-kaidah berfikir. Subyeknya akal-akal rasional. Obyeknya adalah proposisi bahasa. Proposisi bahasa mencerminkan realitas, apakah itu realitas di alam nyata ataupun realitas di alam fikiran. Kaidah-kaidah berfikir dalam logika bersifat niscaya atau mesti. Penolakan terhadap kaidah berfikir ini mustahil (tidak mungkin). Bahkan mustahil pula dalam semua khayalan yang mungkin (all possible intelligebles). Contohnya, sesuatu apapun pasti sama dengan dirinya sendiri, dan tidak sama dengan yang bukan dirinya. Prinsip berfikir ini telah tertanam secara niscaya sejak manusia lahir. Tertanam secara spontan. Dan selalu hadir kapan saja fikiran digunakan. Dan harus selalu diterima kapan saja realitas apapun dipahami. Bahkan, lebih jauh, prinsip ini sesungguhnya adalah satu dari watak niscaya seluruh yang maujud (the very property of being). Tidak mengakui prinsip ini, yang biasa disebut dengan prinsip non-kontradiksi, akan menghancurkan seluruh kebenaran dalam alam bahasa maupun dalam semua alam lain. Tidak menerimanya berarti meruntuhkan seluruh bagunan agama, filsafat, sains dan teknologi, dan seluruh pengetahuan manusia. Sebagai contoh perkataan ‘Ibn Taimiyyah di atas, jika misal pernyataan itu benar, maka menggunakan kaidah logika adalah salah. Karena menggunakan kaidah logika salah, maka prinsip non-kontradiksi salah. Kalau prinsip non-kontradiksi salah . Artinya seluruh kebenaran tiada bermakna, tidak bisa dibenarkan ataupun disalahkan, atau bisa dibenarkan dan disalahkan sekaligus. Kalalu seluruh keberadaan tidak bermakna, maka pernyataan itu sendiri "Man tamanthaqa faqad fazandaqa" juga nafi. Tak bermakna. Tak perlu dipikirkan. Menerima kebenaran pernyataan beliau tersebut sama saja dengan mengkafirkan beliau. Karena jika peenyataan tersebut benar, maka untuk membenarkannya telah digunakan kaidah logika. Dan karena beliau telah menggunakan kaidah logika, menurut pernyataan-nya sendiri beliau kafir. Jadi sebaiknya pernyataan pengkafiran orang yang menggunakan logika ini benar-benar ditolak. Pernyataan ini salah. Salah. Dan mustahil benar. Karena kalau benar, semua orang yang berfikir benar kafir. Dan ini mustahil. "Wa qul jaa ‘al-haqqa wazahaaqal-baathil, innal-baathila kaana zahuuqa." Dalam pandangan saya, Islam jelas menentang adanya relativisme Kebenaran. Dalam Islam yang benar pasti benar dan tidak mungkin salah. Sedang yang salah pasti salah dan tak mungkin benar. Dalam dunia dikenali adanya golongan relativis kebenaran yang disebut sufastaiyyah. Golongan relativis kebenaran ini merupakan pewaris mazhab pemikiran sophisme, yang bermula pada abad ke-5 dan ke-4 SM di Yunani melalui pemikiran Protagoras, Hippias, Prodicus, Giorgias dan lain-lain. Beberapa pemikiran yang mendasari gelombang filsafat pasca-modernis juga merupakan cerminan dari pandangan golongan ini. Dalam majalah Ummat No.3/Thn.I/7 Agustus 1995, hal 76, DR.Wan Mohd Nor Wan Daud menjelaskan bahwa Akidah Islam jelas menentang keras sikap golongan sufastaiyyah ini. Bagi golongan sufastaiyyah, benar itu bisa salah dan salah itu bisa benar. Bagi golongan shopisme Yunsni, semua yang jelas-jelas ada ini dianggap tidak memiliki keberadaan. Jadi ada dan tiada sama saja. Bagi golongan positivis pasca- Renaisance, semua yang tidak bisa diukur tidak bisa ditentukan benar salahnya. Bagi pengikut Marx dan Hegel, kontradiksibukan saja mungkin terjadi, tapi menjadi arah gerakan alam yang sering disebut sebagai dialektika Hegel. Bagi golongan relativis pasca-modern, yang mendasarkan pemiokirannya pada language games ala Wittgenstein ataupun Russel seyiap propisisi adalah bahasa, dan setiap bahasa nilai kebenarannya relatif, karena itu setiap keberanan itu relatif. Adapun sufastaiyyah, misalnya sama. Menghancurkan kaidah dasar logoka. Yaitu prinsip non-kontradiksi. Hanya Protagoras meniadakannya dalam tingkatan ada-tidaknya segala sesuatu, para positivis meniadakannya pada tingkatan hal yang tidak bisa diindra, Marx dan Hegel meniadaknnya sebagai watak umum segala yang maujud, dan Wittgenstein maupun Russel menghilangkan otoritas fikiran untuk menerapkan kaidahnaya kepada alam di luar fikiran. Hasilnya sama. Runtuhnya seluruh bangunan pengetahuan manusia. Runtuhnya suatu bangunan keyakinan manusia. Bahkan keyakinan tentang adanya dirinya sendiri ! Na’uudzubihi min dzaalik. Penerapan kaidah-kaidah berfikir yang benar telah menghantarkan para filosof besar pada keyakinan yang pasti akan keberadaan Tuhan. Socraets dengan The Most Beauty -nya. Plato dengan archetype -nya. Aristoteles dengan prime-mover-nya.. ‘Ibn Arabi dengan al-jam’u bainal-‘addaad (coincindentia in oppositorium) nya. Suhrawardi dengan Nur-i-qahir nya. Mulla Shadra dan Mulla Hadi Sabzavary dengan Al-Wujud Al-Muthlaq-nya. Jelas-jelas penerapan logika bagi mereka tidak menentang agama. Malah sebaliknya, me-real-kan agama sampai ke seluruh pori-pori rohaninya yang mingkin. Atau dengan kata lain, mencapai hakikat. Dalam dialog terakhir Socrates, digambarkan betapa figur filsuf ini mati tersenyum setelah menyebut nama Tuhan sebelum akhir hayatnya. Tentang Aristoteles, sebuah riwayat menyatakan bahwa ia adalah seorang nabi yang didustakan ummatnya. Tentang ‘Ibn ‘Arabi, tidak ada yang menyangsingkan sebagai salah seorang sufi terbesar sepanjang sejarah dengan tak terhitung pengalaman ruhani yang tertulis di kurang lebih 700 kitabnya. Sedang Mulla Shadra , tujuh kali haji ke Mekkah dengan berjalan dari Qum (Iran) hanya untuk memenuhi panggilan kekasih-Nya. Alih-alih logika menentang agama, malah logika adalah kendaraan super-executive untuk mencapai hakikat. Dan sekali lagi alih-alih logika menentang agama , tanpa logika agama tak-kan dapat terpahami. Jadi apakah logika menentang agama? <br /> Dalam kerangka befikir fiqhiy, ada suatu istilah yang amat penting; fardhu. Fardhu adalah kewajiban yang harus dilakukan. Fardhu ‘ain artinya kewajiban bagi tiap individu. Fardhu kifayah artinya kewajiban bagi setiap kelompok orang (masyarakat). Setiap Muslim harus melakukan sesuatu yang di-fardhu-kan oleh Islam, walaupun dalam kasus fardhu kifayah, kewajiban ini gugur pada saat ada Muslim lain yang telah menunaikannya. Berfikir dengan kerangka fiqh, membuat seorang berfikir fardhu-haram-makruh-sunnah-mubah. Jika fardhu dan sunnah memperoleh pahala. Jika haram memperoleh dosa. Jika mubah tidak memperoleh apa-apa. Berfikir seperti seorang pedagang. Barang dagangannya "amal" . Labanya "pahala" = "surga". Ruginya "dosa" = "neraka". Dari sudut pandang ini, mungkin ada orang yang bertanya ; menggunakan logika dalam Islam ini hukumnya apa apakah fardhu atau lainnya? Atau lebih gamblang lagi apakah seorang Muslim harus menggunakan logikanya untuk mencapai Tauhid atau tidak? Untuk menjawab pertanyaan ini , mungkin perlu kita tinjau terlebih dahulu dua istilah dalam logika matematika, necessary & sufficient condition. Syarat perlu (atau syarat mesti), dan syarat cukup. Apa yang dimaksud dengan syarat mesti? B disebut syarat mesti dari A jika keberadaan (kebenaran) A memestikan/mem-pasti-kan keberadaan (kebenaran) B. Contohnya; B : x adalah bilangan nyata positif. A : x adalah bilangan nyata yang lebih dari 3. Maka B adalah syarat mesti dari A. Apa artinya? Jika A benar (yaitu x adalah suatu bilangan nyata yang lebih dari 3), pasti B benar (yaitu pasti x adalah suatu bilangan nyata yang positif). Di sisi laim apa yang dimaksud dengan syarat cukup? B disebut syarat cukup dari A jika keberadaan (kebenaran) B men-cukup-kan atau mem-pasti-kan atau men-implikasi-kan keberadaan (kebenaran) A. Contohnya B : ada dua benda bermuatan listrik berada pada jarak tertentu, A : kedua benda tersebut akan saling tarik menarik atau tolak menolak. B mem-pastikan A, sebaliknya A tidak mempastikan B. Dalam filsafat, manusia didefenisikan sebagai hewan yang berfikir. Jadi jika X manusia pasti X berfikir. Berfikir adalah syarat mesti bagi ke-manusiaan. Jadi jika X tidak berfikir pasti X bukan manusia. Selanjutnya jika X berfikir maka X pasti menggunakan logika/kaidah berfkir. Jadi menggunakan logika merupakan syarat mesti bagi bagi berfikir. Jadi jika X tidak menggunakan logika pasti X tidak berfikir , dan karena itu pasti X bukan manusia. Jadi apakah berfikir dan menggunakan logika itu keharusan? Tidak. Ia bukan keharusan. Tapi suatu kemestian. Suatu keniscayaan. Thou’an au karhan. Sebagai suatu contoh lain yang sederhana, prinsip logika identitas (qanun dzatiyah), bahwa sesuatu itu sama dengan dirinya sendiri tidak mungkin kita tinggalkan dalam setiap aktifitas. Pada saat melihat bebek, kita yakin bahwa bebek adal bebek. Pada saat mendengar suara gitar, kita yakin bahwa tiap nada dan suara memiliki identitasnya sendiri-sendiri. Pada saat merasa panas , kita yakin bahwa panas tersebut memiliki suatu identitas sendiri. Di mana kita bisa mengharuskan logika, sedangkan ia ada "sebelum" kita "ada" dan ia selalu menyertai kemanapun kedipan mata memandang?<br /><br />Rumah tua itu kosong. Namun ketika dilewati, terdengar rintihan. Kami pun berlari terbirit-birit."Pasti ada hantu di dalamnya." Demikian hadir-nya dan demikian penting prinsip non-kontradiksi ini, sehingga tidak ada satu saat pun yang lolos dari kehadiran dan keniscayaannya. Seperti ungkapan penyimpulan yang dikutip di atas. Kalau di susun lagi urutan penyimpulannya adalah sebagai berikut. Jika ada suara dari sebuah rumah, pasti ada yang mengeluarkan suara tersebut dalam rumah itu. Walaupun terdapat fakta bahwa di rumah tua itu tidak ada orang, tapi karena ada rintihan dari suara itu, kita tetap yakin ada yang mengeluarkan suara rintihan tersebut. Ada berkontradiksi dengan tidak ada, dan karena kontradiksi tidak mungkin, tidak mungkin tidak ada yang mengeluarkan suara rintihan tersebut. Karena itu kita tetap yakin ada yang mengeluarkan suara, yaitu (mungkin) hantu.<br />Ketidak-mungkinan terjadinya kontradiksi logis dalam realitas ini disebut dengan prinsip non-kontradiksi. Prinsip ini menjadi dasar sekaligus hakikat logika klasik (the very nature of classical logics). Jika diringkas secara simbolis adalah sebagai berikut, A tidak sama dengan (bukan A) dan A sama dengan A sendiri. Tidak ada satu kebenaran apapun yang bisa ditahkik tanpa menggunakan prinsip ini sebelumnya. Meyakini kebenaran prinsip non-kontradiksi merupakan syarat mesti (necessary condition) bagi meyakini seluruh kebenaran lain. Dan keyakinan kebenaran prinsip ini ternyata hadir dalam kesadaran setiap insan.<br />Orang yang meyakini prinsip non-kontradiksi percaya bahwa jika suatu proposisi tertentu benar, tidak mungkin pada saat yang sama ia salah. Dan kalau proposisi tertentu benar, maka proposisi lain yang berkontradiksi dengan proposisi itu pasti salah. Sebaliknya jika suatu proposisi tertentu salah, tidak mungkin pada saat yang sama ia benar. Contohnya; jika kita meyakini proposisi bahwa " Tuhan (Allah) itu Satu." benar, maka proposisi bahwa "Tuhan (Allah) itu dua" atau "Tuhan (Allah) itu tiga" pasti salah. Kenapa ? Karena pernyataan bahwa sesuatu itu satu jelas berkontradiksi dengan sesuatu itu bukan satu (yaitu dalam hal ini dua atau tiga).<br />Selanjutnya karena jelas bahwa proposisi "Tuhan(Allah) itu dua" atau "Tuhan(Allah) itu tiga" salah, tidak mungkin mereka benar.<br />Para materialis, atau lebih akurat lagi Marxis, tidak percaya pada kesahihan prinsip non-kontradiksi. Bahkan lebih jauh, mereka percaya bahwa justru kontradiksi-lah hal yang paling hakiki yang ada merupakan detak jantung seluruh gerak alam ini. Strukturnya: jika ada tesa maka ada anti-tesa yang kontradiktif terhadap tesa. Setelah itu dua halyang berkontradiksi itu tersintesakan dalam suatu kesatuan. Kesatuan ini lalu menjadi tesa baru, menjadi suatu titik tolak baru. Demikianlah, tiga hal ini, tesa-antitesa-sintesa, berulang-ulang terus tanpa berhenti dan tanpa batas. Ia bergerak bersama eksistensi dan merentang sejauh rentangan keberadaan.<br />Contoh logika dialektis ini adalah sebagai berikut. <br />Tesa = Eksistensi itu ada. Anti-Tesa = Eksistensi bukanlah sesuatu, karena ia adalah segala sesuatu, sehingga karena itu eksistensi tidak maujud (tidak ada). Karena itu terjadi sintesa, yaitu sesuatu yang ada tapi tidak sepenuhnya ada yang tidak lain adalah gerak. Kesimpulannya? Eksistensi nyata itu menjadi.<br />Tesa = Sesuatu itu hidup. Anti-Tesa = Sesuatu yang hidup selalu berubah dan berkembang. Jika A berubah menjadi A’ maka A sebenarnya telah mati dan kematian A merupakan syarat bagi kehidupan A’. Sintesa = setiap maujud hidup membawa kematiannya sendiri setiap saat untuk memperoleh kehidupannya.<br />Bukan menjadi tujuan makalah ini untuk mengkritik logika dialektis sebagai logika dialektis, walaupun itu sebenarnya bukan hal yang sulit. Yang menjadi concern dalam makalah ini adalah pertanyaan berikut; "Apakah benar klaim kaum materialis (Marxis) bahwa logika dialektis seperti ini menggugurkan prinsi non-kontradiksi? " Jawabannya jelas, salah. Argumennya adalah sebagai berikut.<br />Pertama, jika prinsip non-kontradiksi gugur, maka suatu proposisi bisa sekaligus benar dan salah, sehingga tidak perlu kita yakini (bahkan tidak perlu kita bicarakan) apakah pernyataan (proposisi) kaum materialis ini benar atau pun salah.<br />Kedua, pengertian kontradiksi yang dimaksud oleh mereka (kaum materialis) bukan kontradiksi dalam logika klasik. Contohnya dalam contoh kedua. Kehidupan A’ dan kematian A diartikan sebagai suatu kontradiksi. Padahal menurut logika klasik, ini tidak memenuhi syarat kesamaan subyek (A’ berbeda dengan A). Sehingga ini sebenarnya bukan merupakan kontradiksi dalam logika klasik. <br />Selayaknya kita lebih berhati-hati dalam mengkritik sesuatu, apakah sesuatu yang kita kritik itu berdasar lingua-franca ( language-frame) yang benar atau sebenarnya kita hanyalah mengkritik suatu pendapat menurut imajinasi atau language-frame yang kita buat sendiri. Adalah satu kenyataan bahwa Hegel, lepas dari kenyataan bahwa dia adalah filsuf besar, telah mengkritik sesuatu yang tidak atau belum ia pahami dengan baik, yaitu prinsip non-kontradiksi. Walhasil, alih-alih kritiknya sahih, malah ia telah mengkritik prinsip non-kontradiksi menurut penafsiran dan pemahamannya sendiri. Ada sebuah cerita lucu, ketika seorang suami Sunda bertanya kepada istrinya (orang Jawa) yang sedang di WC; "Atos? Atos?" Istrinya pun berpikir, jorok bener suaminya ini ? Atos menurut bahasa Sunda artinya sudah. Sedang menurut bahasa Jawa artinya, keras. Jadi apa yang akan terjadi si istri langsung mendamprat suaminya?<br />wallohu a’lam<br /><br />Absolutisme versus Relativisme <br />Jika seekor kucing benar-benar berada di rumah, dan kita yakin bahwa "kucing ada di rumah", dan kita katakan bahwa "kucing ada di rumah", maka jelas keyakinan kita maupun proposisi yang kita nyatakan bernilai benar secara mutlak. Inilah yang saya maksudkan dengan absolutisme. Setiap peyakin kebenaran, mesti seorang absolutis. Dapatkah pernyataan ini kita buktikan secara lebih jelas? Mari kita mulai dulu dengan menyusun beberapa struktur lingua-franca untuk pembahasan kita saat ini. Apa yang dimaksudkan dengan alam dalam pembahasan kita dalam suatu himpunan. Dalam makalh ini akan ada tiga alam; alam mental, tidak lain adalah himpunan obyek dalam fikiran manusia; alam eksternal, tidak lain adalah himpunan obeyek di luar fikiran manusia; dan alam bahasa, tidak lain himpunan bahasa yang digunakan manusia. Dalam contoh di paragraf sebelumnya, keberadaan kucing di rumah merujuk pada suatu obyek dalam alam eksternal. Sedang keyakinan akan keberadaan kucing di fikiran merujuk pada alam mental. Dan pernyatan "Kucing ada di rumah" merujuk pada alam bahasa. Seseorang disebut absolutis, jika dan hanya jika, ia yakin ketiga alam tersebut, -mental, eksternal dan bahasa-, dalam kondisi tertentu, mungkin selaras. Artinya setiap hal yang ada di alam eksternal yang difikirkan oleh manusia mungkin ekivalen dengan fikiran manusia tentang hal itu. Lebih lanjut setiap hal dalam fikiran manusia yang dinyatakan dalam bahasa mungkin pula ekivalen dengan pernyataanya di alam bahasa. Dengan bahasa yang lebih mudah, absolutis yakin bahwa mental manusia mungkin mencapai kebenaran mutlak tentang suatu obyek nyata, dalam arti, sesuaatu "fikiran" atau "keyakinan" dalam alam mental disebut benar jika ia mencerminkan keadaan obyektif sebenarnya di alam eksternal. Lebih jauh, absolutis, yakin bahwa bahasa mungkin digunakan untuk menyatakan kebenaran tersebut. Sebaliknya seorang disebut relativis, jika dan hanya jika, ia bukan absolutis. Artinya, seorang disebut relativis jika salh satu aatau kedua kriteria di bawah ini terpenuhi; Ia yakin bahwa tidak mungkin apa yang ada di alam eksternal ini ekivalen dengan apa yang ada di alam mental. Ia yakin bahwa tidak mungkin menyatakan apa yang aada di alam mental dengan suatu bahasa yang akurat. Poin pertama menghancurkan hubungan antara alam mental manusia dengan alam eksternal. Artinya seluruh bangunan pengetahuan dan keyakinan manusia runtuh, karena semua pengetahuan dan keyakinan manusia tidak ekivalen dengan apa pun dalam realitas sebenarnya. Poin kedua menghancurkan kemungkinan untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan keyakinan manusia apa pun. Relativisme sejati dalam defenisi seperti di atas tidak mempunyai signifikansi sedikitpun untuk di bahas, karena jelas semua proposisinya pun hancur. Kenapa? Karena seluruh bangunan pengetahuan dan keyakinan sendiri pun termasuk proposisi-nya (poin pertama dan poin kedua) tersebut tidak mewakili kenyataan apa pun (berdasar poin pertama), atu jika tidak, seluruh pengetahuan dan keyakinannya sendiri termasuk proposisi-nya (poin pertama dan kedua) tidak mungkin dikomunikasikan sama sekali (berdasar pon kedua). Filsafat barat modern menyandarkan dirinya dalam berbagai relativisme parsial yang akan diuraikan di bawah ini. Rene Descartes, yang sering disebut sebagai Bapak Filsafat Modern, mengatakan dalam "Le Discours de la Methode" : "Berhubung indra ada kalanya menipu kita, saya berniat menganggap bahwa apa yang biasa ditampilkan oleh indra kita itu sebenarnya tidak ada. Di samping itu, mengingat bahwa ada orang-orang yang keliru ketika menalar masalah geometri yang paling sederhana, sampai-sampai melakukan paralogi, serta mengingat pila bahwa saya sendiri pun mungkin keliru seperti yang lain, maka saya buang semua penalaran yang sebelumnya pernah saya buat sebagai pembuktian. Dan terakhir karena beranggapan bahwa sekua fikiran yang muncul pada waktu kita sadar dapat juga datang ketika sedang tidur tanpa ada yang benar satu pun. Saya memutuskan untuk berpendapat bahwa segala pendapat yang pernah terlintas dalam angan-angan tidal lebih benar daripada ilusi-ilusi dalam mimpi saya. Namun segera sesudahnya saya menyadari bahwa sementara saya berfikir bahwa semuanya tidak benar, saya sebagai yang memikirkanya haruslah merupakan sesuatu. Saya perhatikan bahwa kebenaran ini : Saya berfikir, jadi saya ada (Cogito ergo sum) begitu kokoh dan meyakinkan, sehingga anggapan kaum skeptis yang paling berlebihan-pun tidak mampu menggoyahkannya." Pertama, Descartes meyakini ketidak-absahan indera karena indera mungkin salah. Kedua, Descartes meyakini ketidak-absahan penalaran kerana penalaran mungkin salah. Ketiga, Descartes meyakini ketidak-absahan pemikiran karena fikiran tidak mampu membadakan yang khayal (atau mimpi) dan yang nyata. Jelas argumentasi Descartes ini salah. Kenapa? Pertama, karena argumentasi ini menghancurkan dirinya sendiri. Dengan tiga proposisi berturut-turut ini, jelas Hubungan antara alam eksternal dan alam fikiran manusia terputus total. Segala jenis penalaran apa [un nafi Segala jenis pemikiranapa pun tidak absah, Sehingga jika benar seseorang meyakini ketiga proposisi ini, tidak mungkin ia mempunyai pengetahuan ataupun keyakinan apa pun. Kedua, dalam tiap proposisi dalam argumentasi tersebut terdapat kesalahan pengambilan kesimpulan karena terlalu menggeneralisasi. Contohnya adalah proposisi pertama, karena indera mungkin salah, maka kita mesti meyakini bahwa indera mungkin salah, tidak bisa digeneralisasikan menjadi bahwa indera selalu salah sehingga ia tidak mingkin pula ia benar. Demikian pula terjadi pada proposisi kedua dan ketiga. Saya yakin Descartes sendiri tidak meyakini ketiga proposisi tersebut dalam artian yang hakiki. Contoh yang jelas adalah ketika Descartes menyatakan Cogito ergo sum (Aku berfikir, maka aku ada). Sebenarnya saat ini, Descaartes telah menggunakan metode penalaran silogisme Aristoteles; Premis minor : Sesuatu yang berfikir pasti ada. Premis minor : Aku befikir. Konklusi : Aku ada. Ini dapa dilihat langsung dalam pernyataan Descartes dalam dua paragraf berikutnya "La discours de la methode"; "Saya perhatikan bahwa dalam dalil "saya berfikir, jadi saya ada" tak ada suatu pun yang menjamin kebenarannya selain bahwa saya melihat dengan sangat jelas bahwa untuk berfikir saya harus ada." Analisa historis mungkin menjelaskan kenyataan bahwa mungkin bagi kita untuk memahami "kesalahan logika" Descartes sebagai upaya untuk melawan sketisisme yang merajalela saat itu. Lain lagi dengan Emmanuel Kant, yang membatasi alam eksternal di mana hukum logika berlaku. Menurut Kant; ilmu matematis memiliki kebenaran absolut, ilmu pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi memiliki kebenaran relatif, dan subyek-subyek metafisika tak mungkin dicapai oleh akal manusia sama sekali. Pernyataan Kant ini mempunyai dua kemungkinan. Pertama, pernyataan bahwa suyek-subyek metafisika tak mungkin dicapai oleh akal manusia dalam arti harfiah. Tapi, bagaimana mungkin kita bisa menilai pernyataan Kant ini salah atau benar, sedang pernyataan itu sendiri menyangkut hal yang meta-fisis sehingga hal ini tak mungkin dicapai oleh akal kita sama sekali? Kedua, jika artinya subyek-subyek metafisika tak mungkin dibahasakan sama sekali oleh akal manusia. Dalam hal ini, karena proposisi hal ini pula termasuk hal yang metafisis, proposisi ini pun tak mungkin dibahasakan sama sekali. Jadi seharusnya biarkanlah proposisi ini melanglang buana dalam alam mental kita tanpa pernah dinyatakan bahkan oleh Kant sendiri. Relativisme parsial jenis lain mungkin seperti apa yang dinyatakan oleh Ludwig Wittgenstein dalam Tractatus -nya; "Sesuatu yang memang dapat dikatakan haruslah diungkapkan secara jelas, sedang sesuatu yang tidak dapat dikatakan sebaiknya didiamkan saja." Secara khusus, Wittgenstein menyebutkan tiga hal yang tidak dapat diungkapkan secara jelas - yang disebutnya sebagai The Mystical-, sehingga sebaiknya didiamkan saja, yaitu ; "Subyek tidak termasuk dalam lingkup dunia, melainkan hanya merupakan suatu batas dunia." "Kematian bukanlah merupakan suatu peristiwa kehidupan, sebab kematian itu bukan merupakan kehidupan yang dijalani." "Allah tidak menyatakan diri-Nya dalam dunia." Jadi, jika seseorang meyakini proposisi Wittgenstein tersebut, ia tidak akan pernah mempermasalahkan adanya dirinya sendiri sebagai subyek, ada atau tidaknya kematian bahkan ada atau tidaknya Tuhan. Relativisme parsial ala Wittgenstein tidak mengakui adanya alam mental, dan Wittgenstein langsung merelasikan alam kenyataan dengan alam bahasa. Lebih lanjut, ia membatasi alam eksternal yang dapat dirlasikan secara ekivalen dengan bahasa yang akurat, yaitu alam non-mistikal. Maka jika benar Wittgenstein berpendapat seperti ini, jelas pendapatnya salah. Kenapa? Karena argumentasinya menghancurkan dirinya sendiri. Pada saat Wittgeinstein membahas ketiga hal yang termasuk ke dalam The Mystcal, subyek, kematian, dan Allah, karena mereka semua tidak termasuk dalam lingkup dunia, maka dari-mana ia memperoleh kesimpula itu? Kalau dikatakan dari alam bahasa itu sendiri, bukankah menurutnya setiap proposisi harus jelas? Dan bukankah menurutnya setiap proposisi harus jelas? Dan bukankah menurutnya jelas adalah mewakili suatu keadaan faktual tertentu? Jadi secara otomatis, karena Wittgenstein memperoleh kesimpulan tentang subyek, kematian, dan Allah dari alam eksternalnya, ia musti memperolehnya dari alam mentalnya. Jadi argumentasi Wittgenstein memestikan keberadaan alam mental, minimal alam mentalnya sendiri. Proposisi, "Sesuatu yang memang dapat dikatakan haruslah diungkapkan secara jelas, sedang sesuatu yang tidak dapat dikatakan sebaiknya didiamkan saja," Ini sendri tidak jelas. Kenapa? Karena masih bisa dipertanyakan lagi apa arti jelas dan arti "jelas" bagi setiap orang relatif. Misalnya ; mungkin kata "gaya" jelas artinya bagi seorang fisikawan, tapi tidak jelas artinya bagi fisikawan lain. Misalnya lagi dapatkan Anda menjelaskan kepada sya kapan sebuah jambu yang dimakan seseorang masih disebut jambu atau sudah menjadi bukan jambu? Jadi karena arti "jelas" itu relatif, tentu ia tidak dijamin jelas artinya bagi setiap orang. Arinya proposisi ini sendiri, didiamkan saja. Didiamkan seperti rumput yang bergoyang. Keadaan orang yang meyakini paham relativis ini mengingatkan saya pada "Shummum bukmun ‘umyun fahum laa yarji’uun." (Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali). Relativis seolah kehilangan seluruh inderanya, karena mereka sendirilah yang menafikannya. Kemudian bagaimana mereka bisa mengreksi kebenaran seluruh pengetahuan dan keyakinannya? Kembali pada pembahasan semula, seorang yang meyakini pengetahuan ataupun keyakinan apapun mesti adalah absolutis. Kenapa? Karena jika ia tidak absolutis maka mustahil ia yakin apa pun yang ada dalam fikirannya mempuyai relasi dengan suatu yang benar-benar ada di alam nyata atau mustahil ia yakin bahwa ppernyataan keyakinan dalam alam bahasa sesuai dengan apa yang ada dalam fikirannya sendiri. Sehingga, ia tidak akan meyakini apapun atau walaupun meyakini terpaksa diam seribu bahasa akan keyakinannya tersebut. Sebagai penutup, saya mengajak anda semua merenungi; wa qul jaa ‘al-haqqa wa zahaaqal-baathil, innal baathila kaana zahuuqa. (Dan katakan, telah tiba kebenaran dan telah lenyap kebatilan, dan sesungguhnya kebatilan itu benar-benar sirna). Yang benar tetap benar, dan harus kita katakan benar. Yang salah tetap salah, dan mestilah sirna. Wallohu a’lam<br /><br /></span><span style="font-weight:bold;"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-42733614311969451562008-02-26T08:28:00.000-08:002009-04-29T06:02:02.775-07:00Kejang Pada Bayiyang sering terjadi pada <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/02/aku.html">neonatus</a>, karena kejang yang berkepanjangan dapat mengakibatkan hipoksia otak yang cukup berbahya bagi kelangsungan hidup bayi atau dapat mengakibatkan sekuele di kemudian hari. Termasuk dalam kelompok gejala ini adalah spasme. Keadaan mi dapat diakibatkan oleh asfiksia neonatorum, hipoglikemia dan gangguan metabolik lain atau merupakan anda meningitis atau masalah susunan syaraf.<br />Dalam bab ini hanya dibicarakan masalah kejang, dan manajemen umum nya, sedangkan rnanajemen khusus nya dapat dilihat pada bab atau penyakit yang terkait atau penyakit penyebab kejang<br /><span class="fullpost"><br /><br /><br />LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF<br />Mencegah semua keadaan yang dapat menyebabkan kejang atau spasme pada neonatus: mencegah asfiksia, infeksi atau sepsis, hipoglikemia dan gangguan metabolik lain<br />LANGKAH DIAGNOSTIK<br />Diagnosis Banding<br />1. Kejang metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia, hipernatremia<br />2. Kejang karena infeksi meningitis pada neonatus<br />3. Spasme : tetanus neonatorum<br />4. Kejang pasca asfiksia : ensefalopati hipoksik iskemik<br />Anamnesis<br />• Kapan terjadinya kejang<br />• Berapa lama kejang berlangsung<br />• Keadaan umum bayi pada saat kejang<br />• Hal hal khusus yang berhubungan dengan penyebab atau diagnosis banding kejang seperti<br /> - Riwayat persalinan: bayi lahir premature, lahir dengan tindakan, penolong persalinan. afiksia neonatorum.<br /> - Riwayat imunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga kesehatan.<br /> - Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional.<br /> - Riwayat kejarig, penurunan kesadaraj-i, ada gerakan ab normal pada mata, mulut, lidah dan ekstrimitas.<br /> - Riwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas otot mulut dan perut.<br /> - Kejang dipicu oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan.<br /> - Riwayat bayi malas minum sesudah dapat mium normal.<br /> - Adanya faktor risiko infeksi.<br /> - Riwayat ibu mendapat obat misalnya heroin, metadon, propoxyper sekobarbital, alkohol.<br /> - Riwayat perubahan warna kulit (kuning)<br />Pemerjksaan fisis<br />Kejang<br />• Gerakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstrirrjjtas<br />• Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip,berputar juling.<br />• Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti.<br />• Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar membonjol, suhu tubu tidak normal.<br />Spasme<br />• Bayi tetap sadar, menangis kesakitan<br />• Trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu.<br />• Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak terkendali. Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau prosedur diagnostik.<br />• Infeksi tali pusat.<br />Pemeriksaan penunjang<br />Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mencari penyebab kejang<br />• Pemeriksaan darah rutin dan darah apus<br />• Lumbal pungsi dan pemeriksaan cairan serebrospinal<br />• Kadar glukose darah, kadar elektrolit darah, kadar bilirubin total, direk dan indirek<br />• Bila diduga/ada riwayat jejas pada kepala: Pemeriksaan berkala hemoglobin dan hematokrit untuk memantau perdarahan intraventrikuler serta didapat perdarahan pada cairan serebrospinal.<br /><br />• Ultra sonografi untuk mengetahui adanya perdarahan periventrikuler-intra ventri kuler.<br />• Pencitraan kepala (CT-scan kepala).Untuk mengetahui adanya perdarahan subarahnoid atau subdural, cacat bawaan, infark serebral.<br />• Elektroensefalografi: kadang terdapat aktivitas epileptik yang menyebar.<br />TERAPI<br />Manajemen<br />1. Medikamentosa untuk memotong kejang<br />2. Bebaskan jalan napas dan oksigenasi<br />3. Memasang jalur infus intravena<br />4. Pengobatan sesuai dengan penyebab<br />Medikamentosa untuk<br />• Fenobarbitat 20 mg/kg berat badan intra vena dalam waktu 5 menit, jika kejang tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 10 mg/kg berat badan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 30 menit. Jika tidak tersedia jalur intravena, dapat diberikan intramuskuler dengan dosis ditingkatkan 10-15%.<br />• Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin 20 mg/kg berat badan intravena dalam larutan garam fisiologis dengan kecepatan l mg/kgberat badan / menit.<br />• Pengobatan rumatan:<br /> - Fenobarbital 3-5 mg/ hart dosis tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara intravena atau per oral. Sampai bebas kejang7 hari.<br /> - Fenitoin 4-8 mg/kg/ hari intravena atau per oral. Dosis terbagi dua atau tiga.<br />Bebaskan jalan napas dan Oksigenasi<br />Setiap pasien kejang harus selalu dilakukan pembebasan jalan napas dan oksigenasi secukupnya untuk mencegah terjadinya hipoksia yang berkepanjangan.<br />Memasang jalur inks intravena<br />Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat<br />Pengobatan sesuai dengan penyebab<br />Bedah<br />Diperlukan apabila penyakit penyebabnya rnemerlukan tindakan Bedah<br />Suportif<br />• Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia otak yang berlanjut.<br />• Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat serta tunjangan nutrisi adekuat.<br />• Mengurangi rangsang suara, cahaya maupun tindakan invasif untuk menghindari bangkitan kejang pada penderita tetanus.<br />• Pasang pipa nasogastrik dan beri ASI peras bila bayi tidak dapat menyusu ASI. Mulai dengan jumlah setengah kebutuhan per hari dan pela-pelan dinaikkan jumlah ASI yang diberikan sehingga tercapai jumlah yang diperlukan.<br />Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi Iainnya dll)<br />• Bayi dirujuk bila mernerlukan ventilator mekanik, atau memerlukan pemeriksaan penunjang misalnya USG, CT scan, EEG atau konsultasi.<br />PEMANTAUAN (MONITORING)<br />Terapi<br />• Penanganan utama adalah mengatasi hipoksia dan gangguan metabolik sebagai penyebab tersering kejang pada neonatus kemudian pemberian anti kejang.<br />• Efektifitas antikonvulsan dipantau dengan melihat gejala klinis, bila perlu diulang dan segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyakit penyebabnya.<br />Tumbuh Kembang<br />Pemantauan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkernbangan sensorik dan motorik. Setiap adanya gangguan perkembangan, perubanhan tingkah laku ataupun gejala neurologik, eksplorasi harus dilakukan dengan pemeriksaan neurologis lengkap.<br /> Tabel 1. Nilai normal kadar elektrolit serum<br />Tabel 1. Nilai normal kadar elektrolit serum<br />Jenis Bayi Kurang bulan Bayi Cukup bulan<br /> 1 Minggu 7 Minggu 1-12 jam 48-72 jam<br />Kalsium (mg/dl) 9,2 ± 1,1 9,9 ± 07 8,38 (7,3-9,2) 7,9 (5,9-9,7)<br />Natrium (mEq/L) 139,6 ± 3,2 137,2 ± 1,8 143 ± 7,2 148,7 ± 4,3<br />Kalium (mEq/L) 5,6 ± 0,5 5,7 ± 0,5 6,48 ± 0,73 5,92 ± 0,8<br />(Sumber Fanaroff. PA: Neonatal-perinatat medicine.1432,1997)<br />Keterangan penyesuaian mg/dl ke mml/l dikatikan 0,25; mEq/l ke mmol / l dikalikan 0,5<br /><br />Tabel 2. Nilai normal pemeriksaan cairan serebrospinal<br />Jenis Bayi Kurang bulan Bayi Cukup bulan<br /> <1000 gram 1000-1500 1 hari 7 hari<br />Lokasit PMN/mm 3 . 4 (0-14) 6 (0-44) 7 (0-26) 3 (0-5)<br />Limfosit/mm3 5 (0-16) 1 (0-4)<br />Eritrosit 1,027 (0-19.050) 786 (0-9750) 23 (6-630) 3 (0-48)<br />Protein (mg/dl) 150 (95-370) 132 (45-227) 73 (40-148) 47 (27-65)<br />Glukose (mg/dl) 61 (29-217) 59 (31-109) 48 (38-64) 55 (48-62)<br /><br />Keterangan : nilai lekosit pada bayi kurang<br />(sumber Fanaroff. AA : Neonatal-perinatal medicine. 1432, 1997)<br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-11569213305737750142008-02-26T08:23:00.000-08:002009-04-29T06:02:28.797-07:00AKUPernah gak dengar nama <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2008/02/alhamdulillah-akhirnya-bisa-nulis.html">Chairil Anwar</a>? Ya, seorang seniman yg puisinya sering ada di buku2 pelajaran Bahasa Indonesia sewaktu kita msh duduk di bangku sekolah dulu. Mungkin kita mengenal karya2nya tapi tdk pernah tahu bgmn sebenarnya dia. <br /> Buku berjudul AKU ini sebenarnya adalah sebuah skenario film yg dibuat oleh Sjuman Djaya yg menceritakan perjalanan hidup dan karya penyair Chairil Anwar yg judulnya diambil dari salah satu judul puisi sang penyair. Keterbatasan fasilitas yg ada pada saat itu membuat adegan2 film yg tergambar dalam skenario ini tak sempat diwujudkan. Karena I’tikad baik dari penerbitlah sehingga skenario ini kemudian dpt hadir di tengah2 masyarakat sebagai sebuah buku.<span class="fullpost"><br /><br /><br /> Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pemuda nyentrik yg dikenal sebagai seniman yg bombastis dan liar, dari seorang pemuda biasa penggemar puisi sampai menjadi pelopor pembaruan seni sastra di Indonesia. Semua berawal dari meninggalnya nenek sang penyair yg membuatnya menulis puisi yg begitu menyentuh. Puisinya tersebut dimuat di sebuah majalah yg ternyata langsung mengambil hati para seniman pada masa itu. Sejak saat itu, ia terkenal sebagai seorang jenius baru dalam seni sastra Indonesia. Walaupun ia kemudian menjadi seniman terkenal, ternyata kehidupannya yg berantakan tdk berhenti. Kehidupan percintaan yg terus gagal dan keluar masuk penjara terus dilaluinya. Sebuah konsekuensi yg harus dihadapinya sebagai seorang penyair yg menyuarakan suara hatinya. <br /> Kisah dlm buku ini dpt menggugah daya hidup pembaca dan memberikan penyadaran kembali yg segar akan makna hidup yg sedang kita jalani ini. Selain itu, kisah dlm buku ini mengajarkan kita utk menjadi diri sendiri. <br /> Btw, ini adalah buku yg di dalam film “Ada Apa Dengan Cinta”, oleh Rangga dipinjamkan kepada Cinta. Begitu seriusnya membaca buku ini sampai2 Cinta telat datang ke sekolah, he..he.. <br /><br /><br /><br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;"></span><br /><br /></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-34888225.post-21548374655544608502008-02-08T03:33:00.001-08:002009-04-29T06:11:08.430-07:00Ulang Tahun yg ke-21(07/02/08) 15.00 Wita<br />Alhamdulillah akhirnya bisa nulis kembali di <a href="http://arbaa-fivone.blogspot.com/2007/12/selasa-11-12-2007.html">blog</a> ini... Tidak terasa hari ini tepat 21 tahun sudah umurku, smoga saja ke depan segalanya bisa lebih baik dr hari2 kemarin, Amin!!!<br />Sejak dari terakhir sy menulis di blog ini, banyak pengalaman yang sy lalui. Misalnya saja tahun baru kemarin. Saat orang lain berkumpul bersama keluarga atau teman2nya, sy malah bertahun baru di bangsal rumah sakit. Ya, waktu itu sy sedang jaga di bangsal anak RS Wahidin. Tepat pukul 00.00 Wita, tgl 01-01-08, samar-samar terdengar bunyi petasan saat sy sedang mengukur tekanan darah seorang balita yg menjadi pasienku. Aku tersenyum sendiri memikirkan diriku saat itu yg merayakan tahun baru 2008 dengan cara yang beda dari kemarin2. Bukannya sedih, sy malah sengan mengawali tahun 2008 ini dengan berbuat sesuatu yg lebih bermanfaat daripada sekedar ngumpul2 bersama teman2...<br /><br /><span class="fullpost"><br />Selain itu, seminggu yg lalu salah seorang nenekku kembali ke hadirat Yang Maha Kuasa. Beliau menutup hidupnya di usia yang sangat tua. Saat melayat ke kampung, untuk pertama kalinya sy mengikuti secara lengkap sebuah proses pemakaman... ya, sy mewakili mamaku sebagai anak bungsu untuk mengurus mayat nenekku tersebut. Selama proses pemakaman, sy lebih banyak merenung dibandingkan bercengkrama dengan keluarga lain. Meninggalnya nenekku ini kembali mengingatkan tentang kematian yang akan datang kapan saja. Kemudian muncul pertanyaan, siapkah sy nanti jika kematian akhirnya dtg menjemputku??? Pada dasarnya sih,kita haruslah merindukan kematian karena dia adalah gerbang untuk kembali kepada Dia Sang Pencipta. Namun, sy sadari bila sy harus kembali pada-Nya saat ini, sy pastinya akan sangat malu berhadapan dengan-Nya mengingat segala kekuranganku slama 21 thn hidup di dunia ini. Akirnya, meninggalnya nenekku ini mengingatkanku tentang tujuan hidup kita untuk terus berupaya menyempurnakan diri agar kelak bisa kembali pada-Nya dalam keadaan yg diridhai...<br />Oia, hari ini ada kejadian yg membuatku sangat terharu. Tadi pagi, karena tugasku sebagai chief koass di bagian anak, membuatku datang rumah sakit walaupun hari ini libur. Sy kaget melihat beberapa temanku yg tidak jaga tetap dtg ke rumah sakit. Mereka kemudian menceritakan masalah2 yg terjadi selama sy tidak ada. Setelah berbincang2 tentang masalah tersebut, salah seorang kemudian menarikku dengan terburu ke dalam kamar bangsal, aku kemudian menjadi bingung dengan sikapnya tersebut, aku berpikir mungkin sj ada pasien yg sedang dalam keadaan gawat. Ternyata, di sana telah menunggu teman2 yg lain yg sdh menunggu dengan kue ulang tahun di atas tempat tidur pasien. Kontan mereka dengan dibantu beberapa orang keluarga pasien menyanyi selamat ulang tahun ketika melihatku masuk, dan satu persatu akhirnya maju memberiku selamat. Setelah memotong kue dan membagi2kannya kepada teman2ku, dokter jaga, perawat dan beberapa pasien, sy pun akhirnya berbincang2 dengan mereka. Ternyata mereka sdh merencanakan ini semua sebelum sy datang tadi. Ya.. aku cuma bisa mengucapkan terima kasih kepada mereka semua yg sudah berbaik hati menyiapkan ini smua. Smoga ke depan segalanya bisa lbh baik dr hari2 kemarin...<br /><br /><br /><br /><br /></span><span style="font-weight:bold;"></span>Arbaa_Fivonehttp://www.blogger.com/profile/03530980450130384378noreply@blogger.com0