KATA BIJAK HARI INI

26 February 2008

Kejang Pada Bayi

yang sering terjadi pada neonatus, karena kejang yang berkepanjangan dapat mengakibatkan hipoksia otak yang cukup berbahya bagi kelangsungan hidup bayi atau dapat mengakibatkan sekuele di kemudian hari. Termasuk dalam kelompok gejala ini adalah spasme. Keadaan mi dapat diakibatkan oleh asfiksia neonatorum, hipoglikemia dan gangguan metabolik lain atau merupakan anda meningitis atau masalah susunan syaraf.
Dalam bab ini hanya dibicarakan masalah kejang, dan manajemen umum nya, sedangkan rnanajemen khusus nya dapat dilihat pada bab atau penyakit yang terkait atau penyakit penyebab kejang



LANGKAH PROMOTIF/PREVENTIF
Mencegah semua keadaan yang dapat menyebabkan kejang atau spasme pada neonatus: mencegah asfiksia, infeksi atau sepsis, hipoglikemia dan gangguan metabolik lain
LANGKAH DIAGNOSTIK
Diagnosis Banding
1. Kejang metabolik: hipoglikemia, hiponatremia, hipokalsemia, hipernatremia
2. Kejang karena infeksi meningitis pada neonatus
3. Spasme : tetanus neonatorum
4. Kejang pasca asfiksia : ensefalopati hipoksik iskemik
Anamnesis
• Kapan terjadinya kejang
• Berapa lama kejang berlangsung
• Keadaan umum bayi pada saat kejang
• Hal hal khusus yang berhubungan dengan penyebab atau diagnosis banding kejang seperti
- Riwayat persalinan: bayi lahir premature, lahir dengan tindakan, penolong persalinan. afiksia neonatorum.
- Riwayat imunisasi tetanus ibu, penolong persalinan bukan tenaga kesehatan.
- Riwayat perawatan tali pusat dengan obat tradisional.
- Riwayat kejarig, penurunan kesadaraj-i, ada gerakan ab normal pada mata, mulut, lidah dan ekstrimitas.
- Riwayat spasme atau kekakuan pada ekstremitas otot mulut dan perut.
- Kejang dipicu oleh kebisingan atau prosedur atau tindakan pengobatan.
- Riwayat bayi malas minum sesudah dapat mium normal.
- Adanya faktor risiko infeksi.
- Riwayat ibu mendapat obat misalnya heroin, metadon, propoxyper sekobarbital, alkohol.
- Riwayat perubahan warna kulit (kuning)
Pemerjksaan fisis
Kejang
• Gerakan abnormal pada wajah, mata, mulut, lidah dan ekstrirrjjtas
• Ekstensi atau fleksi tonik ekstremitas, gerakan seperti mengayuh sepeda, mata berkedip,berputar juling.
• Tangisan melengking dengan nada tinggi, sukar berhenti.
• Perubahan status kesadaran, apnea, ikterus, ubun-ubun besar membonjol, suhu tubu tidak normal.
Spasme
• Bayi tetap sadar, menangis kesakitan
• Trismus, kekakuan otot mulut, rahang kaku, mulut tidak dapat dibuka, bibir mencucu.
• Opistotonus, kekakuan pada ekstremitas, perut, kontraksi otot tidak terkendali. Dipicu oleh kebisingan, cahaya, atau prosedur diagnostik.
• Infeksi tali pusat.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang ditujukan untuk mencari penyebab kejang
• Pemeriksaan darah rutin dan darah apus
• Lumbal pungsi dan pemeriksaan cairan serebrospinal
• Kadar glukose darah, kadar elektrolit darah, kadar bilirubin total, direk dan indirek
• Bila diduga/ada riwayat jejas pada kepala: Pemeriksaan berkala hemoglobin dan hematokrit untuk memantau perdarahan intraventrikuler serta didapat perdarahan pada cairan serebrospinal.

• Ultra sonografi untuk mengetahui adanya perdarahan periventrikuler-intra ventri kuler.
• Pencitraan kepala (CT-scan kepala).Untuk mengetahui adanya perdarahan subarahnoid atau subdural, cacat bawaan, infark serebral.
• Elektroensefalografi: kadang terdapat aktivitas epileptik yang menyebar.
TERAPI
Manajemen
1. Medikamentosa untuk memotong kejang
2. Bebaskan jalan napas dan oksigenasi
3. Memasang jalur infus intravena
4. Pengobatan sesuai dengan penyebab
Medikamentosa untuk
• Fenobarbitat 20 mg/kg berat badan intra vena dalam waktu 5 menit, jika kejang tidak berhenti dapat diulang dengan dosis 10 mg/kg berat badan sebanyak 2 kali dengan selang waktu 30 menit. Jika tidak tersedia jalur intravena, dapat diberikan intramuskuler dengan dosis ditingkatkan 10-15%.
• Bila kejang berlanjut diberikan fenitoin 20 mg/kg berat badan intravena dalam larutan garam fisiologis dengan kecepatan l mg/kgberat badan / menit.
• Pengobatan rumatan:
- Fenobarbital 3-5 mg/ hart dosis tunggal atau terbagi tiap 12 jam secara intravena atau per oral. Sampai bebas kejang7 hari.
- Fenitoin 4-8 mg/kg/ hari intravena atau per oral. Dosis terbagi dua atau tiga.
Bebaskan jalan napas dan Oksigenasi
Setiap pasien kejang harus selalu dilakukan pembebasan jalan napas dan oksigenasi secukupnya untuk mencegah terjadinya hipoksia yang berkepanjangan.
Memasang jalur inks intravena
Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat
Pengobatan sesuai dengan penyebab
Bedah
Diperlukan apabila penyakit penyebabnya rnemerlukan tindakan Bedah
Suportif
• Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia otak yang berlanjut.
• Pasang jalur IV dan beri cairan IV dengan dosis rumat serta tunjangan nutrisi adekuat.
• Mengurangi rangsang suara, cahaya maupun tindakan invasif untuk menghindari bangkitan kejang pada penderita tetanus.
• Pasang pipa nasogastrik dan beri ASI peras bila bayi tidak dapat menyusu ASI. Mulai dengan jumlah setengah kebutuhan per hari dan pela-pelan dinaikkan jumlah ASI yang diberikan sehingga tercapai jumlah yang diperlukan.
Lain-lain (rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi Iainnya dll)
• Bayi dirujuk bila mernerlukan ventilator mekanik, atau memerlukan pemeriksaan penunjang misalnya USG, CT scan, EEG atau konsultasi.
PEMANTAUAN (MONITORING)
Terapi
• Penanganan utama adalah mengatasi hipoksia dan gangguan metabolik sebagai penyebab tersering kejang pada neonatus kemudian pemberian anti kejang.
• Efektifitas antikonvulsan dipantau dengan melihat gejala klinis, bila perlu diulang dan segera dilakukan pemeriksaan penunjang untuk menentukan penyakit penyebabnya.
Tumbuh Kembang
Pemantauan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkernbangan sensorik dan motorik. Setiap adanya gangguan perkembangan, perubanhan tingkah laku ataupun gejala neurologik, eksplorasi harus dilakukan dengan pemeriksaan neurologis lengkap.
Tabel 1. Nilai normal kadar elektrolit serum
Tabel 1. Nilai normal kadar elektrolit serum
Jenis Bayi Kurang bulan Bayi Cukup bulan
1 Minggu 7 Minggu 1-12 jam 48-72 jam
Kalsium (mg/dl) 9,2 ± 1,1 9,9 ± 07 8,38 (7,3-9,2) 7,9 (5,9-9,7)
Natrium (mEq/L) 139,6 ± 3,2 137,2 ± 1,8 143 ± 7,2 148,7 ± 4,3
Kalium (mEq/L) 5,6 ± 0,5 5,7 ± 0,5 6,48 ± 0,73 5,92 ± 0,8
(Sumber Fanaroff. PA: Neonatal-perinatat medicine.1432,1997)
Keterangan penyesuaian mg/dl ke mml/l dikatikan 0,25; mEq/l ke mmol / l dikalikan 0,5

Tabel 2. Nilai normal pemeriksaan cairan serebrospinal
Jenis Bayi Kurang bulan Bayi Cukup bulan
<1000 gram 1000-1500 1 hari 7 hari
Lokasit PMN/mm 3 . 4 (0-14) 6 (0-44) 7 (0-26) 3 (0-5)
Limfosit/mm3 5 (0-16) 1 (0-4)
Eritrosit 1,027 (0-19.050) 786 (0-9750) 23 (6-630) 3 (0-48)
Protein (mg/dl) 150 (95-370) 132 (45-227) 73 (40-148) 47 (27-65)
Glukose (mg/dl) 61 (29-217) 59 (31-109) 48 (38-64) 55 (48-62)

Keterangan : nilai lekosit pada bayi kurang
(sumber Fanaroff. AA : Neonatal-perinatal medicine. 1432, 1997)

1 comment:

Anonymous said...

bagaimana mengatasi bayi pada saat kejang?